Jumat 11 Jan 2013 17:26 WIB

Protes Serangan Lintas Perbatasan, Pakistan Panggil Dubes India

Penembakan (ilustrasi).
Foto: mjknightsmilitaryeffects.co.uk
Penembakan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Pakistan memanggil duta besar India untuk Islamabad Jumat untuk memprotes kematian seorang serdadu Pakistan dalam apa yang disebutnya serangan lintas perbatasan kedua pasukan India di Kashmir.

Pakistan mengatakan tentara itu tewas Kamis. Itu adalah korban tewas ketiga dan kematian keempat dilaporkan dalam lima hari di wilayah Himalaya yang disengketakan itu, yang diklaim sepenuhnya baik oleh India maupun Pakistan tetapi kedua negara itu hanya menguasai satu bagian dari wilayah tersebut.

"Kami telah memanggil duta besar India ke kantor kementerian luar negeri untuk memprotes insiden penembakan di Garis Pengawas (LOC)itu. Ia berada di sini dan bertemu dengan sekretaris menlu saat itu," kata juru bicara kementerian luar negeri Moazzam Ahmed Khan kepada AFP.

Pakistan mengatakan tentara itu tewas sebagai akibat penembakan "tanpa alasan" dari India. Seorang juru bicara tentara India mengatakan Pakistan melepaskan tembakan dan serdadu India membalas.

Amerika Serikat mendesak kedua negara yang sama-sama memiliki senjata nuklir itu meredakan ketegangan di sepanjang Garis Pengawas yang dijaga ketat itu, perbatasan defakto memisahkan Kashmir India dan Kashmir yang dikuasai Pakistan.

Pada Selasa India mengatakan dua serdadunya tewas akibat diserang pasukan Pakistan dan seorang dari mereka dipancung. Pakistan menolak bertanggung jawab atas insiden itu.

Pada Minggu tentara Pakistan menuduh India membunuh seorang tentara dan mencederai seorang lainnya dalam serangan lintas perbatasan. India mengatakan pasukannya melepaskan tembakan setelah satu serangan mortir Pakistan, tetapi membantah mereka melintasi perbatasan itu.

Kashmir, wilayah yang berpenduduk mayoritas Muslim, menjadi penyebab dua dari tiga perang mereka sejak merdeka dari Inggris tahun 1947.

Gencatan senjata diberlakukan di sepanjang Garis Pengawas itu sejak tahun 2003 kendatipun sering dilanggar oleh kedua pihak.

Kendatipun terjadi pembunuhan baru-baru ini, kedua negara tampaknya berusaha mencegah aksi kekerasan itu merusak proses perdamaian yang rapuh, yang dimulai kembali tahun 2011.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement