Jumat 11 Jan 2013 18:03 WIB

Oposisi Suriah Rebut Pangkalan Udara

Rep: Rr. Laeny Sulistyawati/ Red: Dyah Ratna Meta Novi
Sejumlah aktivis oposisi Suriah dalam persembunyian dengan amunisi laptop dan gadget untuk menyebar informasi ke penjuru dunia
Foto: CNN
Sejumlah aktivis oposisi Suriah dalam persembunyian dengan amunisi laptop dan gadget untuk menyebar informasi ke penjuru dunia

REPUBLIKA.CO.ID,BEIRUT--Ratusan oposisi Suriah merebut sebagian pangkalan udara strategis Taftanaz di barat laut, Kamis, (10/1) setelah melawan pasukan pemerintah Suriah yang mengontrol pangkalan.

Pangkalan yang direbut adalah pangkalan yang terbesar yang digunakan helikopter untuk mengebom wilayah yang dikuasai oposisi di utara dan memberikan pasokan untuk pasukan Suriah. Taftanaz terletak di dekat jalan raya antara ibukota Damaskus dan kota utara Aleppo.

Oposisi dan aktivis mengatakan, oposisi masuk ke pangkalan udara Taftanaz di sebelah utrara provinsi Idlib, Rabu (9/1) malam esoknya telah menguasai lebih dari setengah tempat itu. 

Seorang aktivis di dekat Taftanaz mengatakan, pemerintah Suriah mengebom pangkalan udara dari pesawat tempur dalam upaya untuk memukul mundur oposisi yang merebut beberapa helikopter. Sebuah video amatir diposting oleh aktivis online menunjukkan asap mengepul dari belakang helikopter yang diparkir di Taftanaz, dan narator mengatakan itu adalah hasil dari serangan udara.

Serangan oposisi di pangkalan Taftanaz merupakan bagian dari upaya untuk memukul supremasi udara pemerintah Suriah, yang menimbulkan kendala terbesar bagi kemajuan oposisi. Rezim presiden Suriah Bashar al-Assad semakin mengandalkan pesawat tempur dan helikopter untuk menyerang daerah yang dikuasai oposisi.

Para pemberontak telah mengepung Taftanaz selama berbulan-bulan dan melancarkan serangan untuk mengambil dasar pada awal November. Direbutnya pangkalan ini menjadi pukulan telak bagi pemerintah Suriah.

"Jika oposisi berhasil merebut kontrol penuh dari pangkalan udara Taftanaz dan tetap mengelolanya, itu akan menjadi bandara militer besar pertama jatuh ke tangan oposisi,’’ kata Rami Abdul-Rahman, direktur Observatorium  Hak Asasi Manusia di Suriah.

sumber : ap
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement