REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO---Kepala badan nuklir Perserikatan Bangsa Bangsa mengatakan ia tidak optimis tentang perundingan dengan Iran minggu depan untuk mendapatkan akses ke pangkalan militer yang dicurigai kekuatan Barat sedang digunakan terkait untuk pembuatan senjata atom.
"Harapan tidak cerah," kata Yukiya Amano, direktur jenderal Badan Tenaga Atom Internasional, mengatakan di Tokyo.
Dia mengacu pada pembicaraan yang akan diadakan pekan depan untuk mendapatkan akses ke pangkalan militer Parchin dan pejabat-pejabat yang terlibat dalam program nuklir Iran.
Menurut laporan Kantor Berita RIA Novosti bulan lalu, Iran telah menolak lagi permintaan Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) untuk memungkinkan para ahli mengunjungi tempat yang dicurigai sebagai fasilitas nuklir Iran, kata media Iran.
Para pejabat nuklir Iran dan tim ahli IAEA bertemu di Teheran pada Kamis untuk membicarakan program nuklir Iran yang kontroversial untuk pertama kalinya sejak Agustus.
Iran Press TV mengutip Utusan Iran untuk IAEA Ali Soltaniyeh mengatakan bahwa kedua pihak gagal mencapai kesepakatan pada Kamis selama kunjungan para ahli dari badan pengawas nuklir PBB ke pangkalan militer Parchin, 30 kilometer jauhnya dari ibu kota Iran, Teheran.
IAEA mencurigai Iran telah melakukan uji coba nuklir pada situs Parchin. Namun Republik Islam Iran menolak tuduhan tersebut sebagai "propaganda tak berdasar."
Teheran bersikeras Parchin merupakan pangkalan militer sensitif, tetapi non-nuklir, tempat fasilitas, dan tidak bisa menjadi subyek inspeksi oleh pengawas nuklir PBB.
Para pihak sepakat untuk mengadakan putaran pembicaraan berikutnya di Teheran pada 16 Januari 2013.
Negara-negara Barat dan Israel sedang berusaha membujuk Iran untuk menghentikan program pengayaan uranium, yang mereka duga bertujuan untuk memproduksi senjata nuklir.
Tetapi Iran menegaskan bahwa program nuklirnya semata-mata dirancang untuk menghasilkan energi.