REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Beberapa penumpang satu pesawat Australia ke Papua Nugini sangat terkejut sewaktu mereka melihat ke luar melalui jendela kabin ular sangat besar berada di sayap pesawat.
Ular panca tak berbisa Amethystine, dengan panjang tiga meter, itu muncul sekitar satu jam setelah pesawat Qantas mengudara antara Cairns di Queensland utara dan Ibu Kota Papua Nugini, Port Moresby, Kamis (10/1).
"Separuh jalan ke Papu Nugini, para penumpang melaporkan bahwa mereka melihat ular melingkar di sayap," kata juru bicara Qantas mengenai ular tersebut --yang juga dikenal sebagai sanca semak dan dapat tumbuh sampai 8,5 meter.
Seorang anggota awak memberitahu media Australia reaksi awal ketika kehadiran ular sanca tersebut pertama kali diketahui ialah "bercanda kamu, ah!", demikian laporan Reuters.
Penumpang gelap yang selalu merayap itu diduga telah 'memanjat' pesawat tersebut dari semak atau pohon mangrove yang mengelilingi bandar udara di daerah tropis Cairns.
Qantas menyatakan tak ada dampak pada keselamatan operasi pesawat itu akibat kehadiran ular tersebut. Pesawat Bombardier Q400 dinyatakan aman untuk melanjutkan penerbangan setelah pesawat itu mendarat di Port Moresby. Sayangnya, ular itu tidak ditemukan saat pesawat mendarat, demikian keterangan Qantas.