REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Sejumlah gerilyawan bersenjata di Suriah tewas di seluruh negeri itu selama bentrokan dengan personel militer. Sementara Parlemen berusaha mempersiapkan dialog nasional di kalangan seluruh lapisan masyarakat Suriah. Demikian laporan media Suriah, Ahad (13/1).
Tentara Suriah melanjutkan operasi di beberapa daerah pinggiran Ibu Kota Suriah, Damaskus, Ahad, dan menewaskan 18 gerilyawan di Douma serta 12 orang lagi di Harasta, kata radio pro-pemerintah Sham FM.
Radio tersebut menyatakan militer telah menyeru warga di sekitar kamp pengungsi Palestina, Yarmouk, agar mengosongkan rumah mereka karena sengitnya bentrokan antara personel komite lokal dan gerilyawan bersenjata di dalam kamp itu.
Secara terpisah, personel militer menewaskan sebanyak 60 gerilyawan di pinggiran Provinsi Aleppo di bagian utara negeri tersebut, kata laporan itu sebagaimana dikutip Xinhua. Ditambahkannya, gerilyawan itu tewas sewaktu mereka berusaha menyerbu satu instalasi pengolahan kapas.
Di Provinsi Idlib, Suriah barat-laut, Sham FM menyatakan 15 gerilyawan tewas di Kota Kecil Binish, saat Angkatan Udara Suriah menyerang pertemuan kelompok bersenjata di pangkalan udara Taftanas, yang baru-baru ini telah diserbu gerilyawan dan pengikut aliran fanatik.
Sementara itu pihak oposisi, Komite Koordinasi Lokal (LCC), melaporkan pemboman oleh militer pemerintah terhadap beberapa tempat bergolak di seluruh negeri tersebut serta bentrokan sengit dengan gerilyawan Tentara Suriah Bebas.
Dalam kesempatan lain, Ketua Komite Perujukan Nasional di Majelis Perwakilan Rakyat Suriah Omar Aussi menegaskan komite itu akan berusaha melibatkan diri dalam proses politik dan secara efektif memberi sumbangan demi keberhasilan pelaksanaan program politik yang dijabarkan oleh Presiden Bashar al-Assad guna menyelesaikan krisis tersebut.
Di dalam taklimat yang diadakan Ahad, Aussi mengatakan komite itu, yang dipilih secara demokratis dan baru saja didirikan, akan ikut dalam semua persiapan guna menyelenggarakan dialog nasional menyeluruh, dan menganggapnya sebagai satu-satunya cara aman untuk keluar dari krisis tersebut.