Senin 14 Jan 2013 11:42 WIB

Uni Eropa akan Bawa Israel ke Meja Perundingan Perdamaian

Bendera negara anggota Uni Eropa (ilustrasi)
Foto: UWORKERS
Bendera negara anggota Uni Eropa (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Uni Eropa sedang merancang rencana yang bertujuan menghidupkan kembali pembicaraan perdamaian yang lama macet antara Israel dan Palestina serta menyerukan konsesi berjangkauan jauh dari Israel, demikian laporan harian Yediot Aharonot, Ahad (13/1), dengan mengutip beberapa sumber diplomatik Israel.

Menurut laporan tersebut, rencana itu --yang sedang dirancang-- menyerukan berdirinya negara Palestina merdeka dengan dasar perbatasan sebelum 1967 dengan Jerusalem sebagai ibukotanya, dan pertukaran wilayah timbal-balik.

Untuk itu, rencana tersebut --yang oleh surat kabar itu disebut "pemboman diplomatik"-- akan menetapkan jadwal yang jelas dan terbatas bagi semua pihak untuk menyelesaikan perundingan mengenai semua masalah inti, seperti perbatasan, keamanan dan pengungsi Palestina, guna mencapai kesepakatan status akhir pada 2013, kata Yediot Aharonot.

Menteri luar negeri Inggris dan Prancis berada di belakang gagasan tersebut, dan Jerman dilaporkan menjadi pendukung serta memberikan dukungannya, demikian laporan Xinhua, Senin pagi.

Kepala Kebijakan Uni Eropa Catherine Ashton dilaporkan sedang mempertimbangkan kemungkinan menjadikan rencana tersebut sebagai sikap resmi benua itu, yaitu penyelesaian dua-negara bagi konflik lama tersebut.

Rencana itu, yang mungkin akan mencakup tuntutan agar Israel menghentikan pembangunan permukiman, akan diajukan kepada semua pihak pada Maret, setelah pemerintah baru Israel dibentuk dan Presiden AS Barack Obama diambil sumpahnya untuk masa jabatan kedua, kata laporan tersebut.

Uni Eropa dilaporkan sudah terlibat dalam pembicaraan dengan para pejabat senior pemerintah Obama, termasuk calon Menteri Luar Negeri John Kerry, tentang prinsip rencana itu. Para diplomat menilai Obama "tak menentang rencana tersebut, yang sesuai dengan sikap dasarnya mengenai masalah itu", kata laporan tersebut.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement