REPUBLIKA.CO.ID, BAMAKO -- Gerilyawan Mali utara bersumpah membalas serangan Prancis yang sudah memporak-porandakan markas dengan pesawat tempur, Senin (14/1).
"Prancis telah menyerang Islam. Kami akan menyerang jantung Prancis," kata Abou Dardar, seorang pemimpin Gerakan Keesaan dan Jihad di Afrika Barat (Mujao), sebuah cabang dari Al Qaeda di Maghreb Islam (Aqim), kepada AFP via telepon.
Dardar menyatakan pasukannya bakal memusatkan serangan di beberapa titik. "Di mana-mana, di Bamako, di Afrika dan di Eropa," tegas Dardar.
Serangan Prancis telah memblokir pergerakan Mujao di ibu kota Bamako dari basis mereka di utara yang telah mereka kendalikan sejak April lalu.
Pada Ahad (13/1) kemarin, pesawat tempur Prancis menyerang sasaran di pusat benteng gerilyawan di Gao dan Kidal. Dilaporkan 60 gerilyawan tewas di Gao.
Dardar mengungkapkan pihaknya menyandera delapan tentara Prancis di kawasan Sahel. "Kami akan membuat pernyataan tentang sandera hari ini. Mulai hari ini semua mujahidin bersatu," tukas Dardar.