Selasa 15 Jan 2013 10:45 WIB

Rusia dan Indonesia Ingin Suriah Lakukan Perundingan Damai

Para pemrotes menari dan meneriakkan slogan-slogan anti-Assad di Kota Aleppo, Suriah.
Foto: AP Photo/Virginie Nguyen Hoang
Para pemrotes menari dan meneriakkan slogan-slogan anti-Assad di Kota Aleppo, Suriah.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Rusia dan Indonesia menginginkan adanya perundingan damai untuk menghentikan kekerasan tanpa syarat di Suriah.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergey V Lavrov dan Menteri Luar Negeri Indonesia Marty Natalegawa dalam pembicaraan mereka melalui telefon Jumat (11/1) lalu berupaya mencari solusi untuk mengakhiri krisis di Republik Arab Suriah dengan cara politik dan diplomatik.

Sebelumnya pada acara pelantikan Sekretaris Jenderal ASEAN di Jakarta, Rabu (9/1), Menlu Marty Natalegawa menyayangkan jatuhnya korban di Suriah, akan tetapi Indonesia menghormati negara tersebut dan tidak ingin urusan rumah tangganya diganggu oleh negara lain.

"Saya kira semua itu masih dalam proses. Indonesia mengambil sikap untuk Suriah yang terbagi menjadi tiga elemen. Yaitu desakan penghentian kekerasan, pengiriman bantuan kemanusiaan dan proses politik," kata Marty.

Menurut Marty, pengakuan terhadap suatu negara hanya terjadi satu kali dalam kehidupan berbangsa. Sebagai contoh adalah Indonesia mengakui kemerdekaan Sudan Selatan tapi tidak serta merta wajib mendukung pemerintahannya baik itu sah atau tidak sah.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement