REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama mendesak Kongres menyetujui draft undang-undang pengetatan kepemilikan senjata api bagi sipil.
Obama mengaku akan rumit meluluskan pengaturan tersebut. Menurut dia, kebebasan membeli senjata oleh sipil, telah menjadi ancaman serius di negaranya. Tragedi dan tragedi menjadi alasan kuat perlunya pegaturan yang lebih ketat.
''Anggota Kongres harus punya dan memeriksa hati nuraninya sendiri,'' kata Obama, saat konfrensi pers di Gedung Putih, Washington, Senin (14/1).
Tim Panel Rancangan Undang-undang Pengetatan Senjata, merampungkan draft undang-undang baru untuk mengatur pembelian senpi.
Tim perumus dipimpin langsung oleh Wakil Presiden Joseph Biden. Mantan aktivis anti senpi ini ditugaskan presiden selama satu bulan, sejak penghujung akhir tahun lalu.Biden, begitu dia disapa, memasukkan usulan tentang perlunya pemeriksaan latar belakang pembeli dan pemilik senpi.
Terutama untuk jenis senapan serbu beserta amunisinya. Senjata serbu telah menjadi komuditas favorit bagi pembeli senjata di AS, terutama jenis AR-15 Bushmaster.Draft tersebut mengharuskan adanya pemeriksaan latar belakang, dan kesehatan mental pemilik senpi.
Hal tersebut dianggap perlu untuk meminimalisir peredaraan senpi ke tangan-tangan yang tidak cakap. Draft juga mengatur tentang pembentukan database yang mampu mendeteksi keberadaan senpi, dan peruntukannya.