REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS – Perang saudara yang berlarut-larut hingga 22 bulan dengan menelan korban lebih dari 60 ribu nyawa, tampaknya tak membuat Presiden Suriah, Bashar Assad, mundur dari bangku kepresidenannya.
Bahkan, ia optimistis untuk nyapres lagi di pemilu Presiden Suriah 2014 mendatang.
Hal itu disampaikan Wakil Menteri Luar Negeri Suriah, Faisal Mekdad. Mekdad mengatakan Assad akan terus maju menjadi pemimpin bagi rakyat Suriah.
"Presiden dan beberapa kandidat lainnya yang akan berpartisipasi, akan mendekati warga, mensosialisasikan programnya, dan dipilih oleh warga. Kotak pemungutan suara akan menentukan siapakah pemimpin Suriah berikutnya," ujar Mekdad, seperti dikutip BBC, Selasa (15/1).
Menurut Mekdad, Assad telah menyuarakan pentingnya dialog nasional untuk Suriah seperti tercantum dalam pidato politiknya. Namun, tawaran dialog tersebut ditolak pihak oposisi.
Tak hanya itu, pidato tersebut menuai kecaman beberapa pihak, bahkan dari PBB sendiri, seperti dinyatakan Utusan PBB untuk Suriah, Lakhdar Brahimi.
Namun, berbagai kecaman yang ditujukan terhadap dirinya tampaknya tak menjadi perhatian serius bagi Assad. Ia hanya menyebut oposisi Suriah sebagai teroris yang membawa kepentingan negara luar untuk menguasai tanah airnya.
Hingga saat ini, telah 50 negara di dunia mendesak Dewan Keamanan PBB untuk menggiring Assad ke Mahkamah Kriminal Internasional (ICC). Jika berhasil, Assad akan dinyatakan sebagai penjahat perang atas tuduhan membantai warganya sendiri.