REPUBLIKA.CO.ID,PATTANI--Menteri Agama Suryadharma Ali menegaskan di forum internasional, Indonesia tepat menjadi laboratorium penelitian hubungan yang baik antar umat beragama dalam sebuah negara.
“Kesadaran akan fitrah kemanusiaan dan konsep persaudaraan inilah yang mendasari masyarakat Indonesia sehingga sampai hari ini dan seterusnya tetap bersatu dalam NKRI. Kami berbeda tetapi kami satu,” ujar Suryadharma usai menjadi pembicara di seminar internasional Princess of Songkhala University Pattani Campus, Thailand, Rabu (16/1).
Suryadharma menjelaskan, penganut agama-agama di Indonesia memiliki dasar yang kuat sehingga bisa bersatu dalam perbedaan. Dasar tersebut adalah kesadaran bahwa perbedaan itu fitrah. “Perbedaan itu adalah fitrah. Jika tidak menerima perbedaan,berarti kita mengingkari fitrah kemanusiaan,” tegasnya.
Umat Islam Indonesia, ujar Suryadharma, mempunyai tiga konsep persatuan dan persaudaraan, yaitu ukhuwah Islamiyah (persaudaran seagama), ukhuwah wathoniyah (persaudaraan sebangsa), dan ukhuwah basyariyah (persaudaraan kemanusiaan).
Terkait kerukunan, Suryadharma menegaskan, sebagai negara yang mempunyai lebih dari 17 ribu pulau, Indonesia sangat plural. “Perekat utamanya, salah satunya adalah kekuatan Islam. Yaitu Islam yang toleran, Islam yang berwajah kemanusiaan, dan Islam yang rahmatan lil alamin,” terangnya.
Menurut Suryadharma,lembaga pendidikan Islam juga mengakomodir nilai-nilai lokal. Umat Islam Indonesia, hidup dalam lingkungan yang plural sehingga harus bisa memahami kondisi tersebut dengan mengembangkan kebijakan yang lebih bermanfaat bagi lingkungannya.
Di Thailand, Menag juga mengadakan pertemuan dengan Sekjen Southern Border Provinces Administrative Center (SBPAC), Kolonel Polisi Tawee Sodsong. Pertemuan tersebut juga dihadiri oleh tokoh-tokoh Muslim Provinsi Pattani.