Rabu 16 Jan 2013 13:44 WIB

Boeing 787 Dreamliner Dikandangkan

Rep: Muhammad Iqbal/ Red: Dyah Ratna Meta Novi
Boeing 787
Foto: boeing.com
Boeing 787

REPUBLIKA.CO.ID,TOKYO--All Nippon Airways (ANA) dan Japan Airlines (JAL), dua maskapai penerbangan papan atas Jepang, memutuskan untuk mengandangkan armada Boeing 787 Dreamliner miliknya.  Seperti dilansir BBC, Rabu (16/1), ANA mengandangkan 17 armada sedangkan JAL mengandangkan tujuh armada mulai hari ini sampai dengan waktu yang belum ditentukan. 

Kondisi ini jelas menjadi pukulan bagi Boeing, salah satu produsen pesawat terbesar di dunia, lebih khusus lagi bagi 'si anak baru' Dreamliner.  Dalam beberapa pekan terakhir, Dreamliner menderita berbagai masalah mulai dari kebocoran bahan bakar, retaknya jendela kokpit, masalah rem hingga munculnya percikan api.

Insiden terbaru yang menimpa salah satu armada Dreamliner milik ANA terjadi ketika pesawat dengan nomor penerbangan NH 692 dari Yamaguchi Ube berangkat pada pk 08.10 waktu setempat.  Akan tetapi, armada tersebut harus mendarat darurat pada pk 08.47 di Bandara Takamatsu, Rabu (16/1). 

Pihak ANA menyatakan terdapat pesan darurat di kokpit yang menunjukkan adanya gangguan baterai.  Asap terlihat di kokpit pesawat, sehingga pesawat terpaksa segera mendarat.  Dalam insiden tersebut, 137 penumpang dan kru pesawat berhasil dievakuasi.  Dengan sigap, petugas pemadam kebakaran yang telah siap di landasan, memadamkan asap tersebut. 

Kementerian Transportasi Jepang menegaskan, asap hanya terlihat di kokpit, bukan di kompartemen penumpang.  Meski demikian, pihak kementerian mengaku tidak mengetahui sumber asap.  Selain itu, terciumnya bau aneh dari asap itu juga dikonfimasi oleh kementerian.

Juru bicara Boeing Paul Lewis menyatakan, Boeing telah mengetahui pendaratan darurat armada Dreamliner milik ANA dari Yamaguchi Ube ke Bandara Takamatsu.  Namun Boeing akan terus bekerja sama dengan pelanggan dan otoritas terkait sehubungan dengan insiden ini.

Timbulnya beragam masalah yang menimpa Dreamliner membuat otoritas Jepang dan Amerika Serikat memutuskan untuk menginvestigasi pembuatan Dreamliner.  Sepekan silam, Otoritas Penerbangan Federal AS memulai penyelidikan mulai dari desain, manufaktur hingga perakitan Dreamliner. 

Pada Selasa lalu, otoritas Jepang menyatakan penyelidikan terhadap Dreamliner akan dilakukan pascainsiden kebocoran bahan bakar yang menimpa dua armada Dreamliner milik JAL dalam waktu yang berbeda.  Tepatnya 8 Januari 2013 silam, JAL melaporkan kebakaran juga terjadi pada 787 tak lama setelah mendarat di Boston.

Seorang analis dari firma konsultasi bisnis Frost and Sullivan, Chris de Lavigne mengaku heran dengan berbagai masalah yang menimpa pesawat baru seperti Dreamliner.  Jika berkaca dari kompetitor Boeing, yakni Airbus dengan produk barunya A380, memang ada sejumlah masalah kecil pada awal peluncurannya  "Tapi lihat sekarang, A380 terbang dengan sukses dan semua orang menyukainya," katanya.

Meski demikian, Chris menyebut ada baiknya menunggu hasil investigasi lebih lanjut.  Terlebih, masalah ini dapat menjadi masalah besar sehingga aspek re-engineering juga diperlukan.  "Beberapa pesawat atau bahkan seluruhnya harus dikandangkan untuk mengetahui masalahnya,"katanya.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement