REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kementerian Pertahanan Indonesia dan Kementerian Pertahanan Inggris merealisasikan sejumlah kerja sama. Hal ini dilakukan sebagai tindak lanjut nota kesepahaman yang telah ditanda tangani kedua negara pada kisaran November lalu.
Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro, mengatakan kerja sama kedua negara sudah dilakukan sejak 2006, saat Perdana Menteri Inggris masih Tony Blair. “Tahun 2006, dia membangun partnership forum. Dari situ kemudian meningkat kegiatan dengan pertahanan,” katanya, Rabu (16/1).
Kerja sama itu berlanjut sampai Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke Inggris. Di sana ada sejumlah perjanjian yang ditandatangani. Nota kesepahaman itulah yang menjadi payung untuk memperluas kerja sama.
“Ada beberapa program, misalnya conflict resolution. Ada juga human resources development, kita ingin meningkatkan peace keeping operation mulai dari audio visual, language center sampai labolatorium,” katanya.
Tak hanya itu, kerja sama kedua negara juga ingin bekerja sama tentang tentara cadangan. Menurutnya, Inggris memiliki tentara yang kecil tetapi efisien dan tentara cadangannya banyak.
“Tentara cadangan itu kalau diperlukan baru dipakai. Kalau tidak, jadi warga sipil. Kalau kita, tentaranya banyak. Jadi kerja sama bagaimana mengefisienkan dan model itu dibagi ke kita,” katanya.