Kamis 17 Jan 2013 14:51 WIB

Iran Kurangi Ketergantungan pada Minyak

Rep: Nur Aini/ Red: Dewi Mardiani
Mahmoud Ahmadinejad
Foto: Reuters/Brendan McDermid
Mahmoud Ahmadinejad

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad, mengatakan negaranya harus mengurangi ketergantungan pada pendapatan minyak mentah. Hal ini menyusul sanksi yang diberlakukan negara Barat telah memperlambat ekonomi dan perdagangan luar negeri.

"Kami harus mengubah cara memperoleh pendapatan dan modal ke dalam negeri. Masalah akan terjadi jika hal itu tidak diubah, " kata dia seperti dikutip Aljazirah, Kamis (17/1).

Dia mengungkapkan 25 persen produk domestik bruto terkonsentrasi di Teheran. "Kami perlu memastikan dana diinvestasikan tidak hanya di satu kota tapi di seluruh negeri," kata dia.

Ahmadinejad mengatakan musuh telah menggunakan titik lemah dalam perekonomian untuk menekan negara tersebut. Banyak pejabat Iran mengungkapkan ekspor minyak menjadi kelemahan Iran. Pernyataan Ahmadinejad tersebut mengakui bahwa tekanan ekonomi dari sanksi menuntut perubahan struktural industri dan ekspor Iran.

Iran dinilai Ahmadinejad harus mengurangi subsidi pemerintah pada energi. Subsidi itu membuat bahan bakar Iran menjadi yang termurah di dunia.

Penjualan minyak mentah menjadi tulang punggung perekonomian Iran. Sekitar 80 persen pendapatan valuta asing berasal dari minyak. Namun, sanksi negara Barat atas program nuklir Iran menutup jalur ekspor minyak serta sistem perbankan internasional. Hal itu membuat pelanggan minyak Iran kesulitan untuk membayar jika membeli minyak dari Iran.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement