REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Polisi Israel mengaku telah membongkar kamp protes Palestina yang didirikan pada sepetak tanah di pinggiran Yerusalem, Rabu (16/1) malam.
Kamp tersebut didirikan untuk menentang rencana Israel terkait permukiman baru. Pembongkaran yang mendapat persetujuan Mahkamah Agung Israel itu dilakukan setelah pengusiran terhadap penghuninya dilakukan tiga hari lalu.
"Sebanyak 24 tenda di tempat perkemahan itu dibongkar Rabu malam oleh polisi," kata juru bicara polisi Micky Rosenfeld kepada AFP, Kamis (17/1). Ia mengklaim tidak ada insiden yang terjadi selama operasi itu.
Salah seorang demonstran Palestina, aktivis Abir Kopty,yang membantu mengatur kamp protes mengonfirmasi kamp tersebut dibongkar.
Para aktivis mendirikan kamp, yang mereka juluki Bab al-Syams, atau Gerbang Matahari dalam bahasa Arab, dalam upaya menentang rencana Israel untuk membangun perumahan baru di daerah itu, yang dikenal sebagai E1.
Orang-orang Palestina mengatakan pembangunan permukiman itu secara efektif akan memotong Tepi Barat menjadi dua dan mencegah pembentukan negara Palestina yang berdampingan dengan Israel.
Masyarakat internasional juga telah bereaksi dengan melontarkan kekhawatiran terhadap rencana Israel untuk membangun di E1, dan mendesak pemerintah Netanyahu untuk mempertimbangkan kembali rencananya itu.
Wilayah itu adalah tanah Palestina yang direbut Israel dalam perang 1967 dan tidak pernah mendapat pengakuan dari masyarakat internasional.