REPUBLIKA.CO.ID, KHARTOUM -- Delegasi negara Palestina menantang anggota parlemen negara yang tergabung dalam Organisasi Kerja Sama Islam (OKI). Yaitu, untuk menyelenggarakan pertemuan di wilayah Palestina.
Dikatakan, berkumpulnya legislator negara-negara muslim di Palestina dinilai bisa jadi dorongan kuat untuk perjuangan Palestina.
"Hal tersebut akan sangat memotivasi perjuangan Palestina," ujar anggota delegasi Palestina Faisal Abu Shahla di Khatoum, Sudan, Kamis (17/1) waktu setempat.
Wartawan Republika, Fitriyan Zamzami dari Khartoum melaporkan, tantangan tersebut disampaikan Faisal di hadapan anggota Standing Committee on Palestine di Persatuan Parlemen Negara Anggota OKI (PUIC). Faisal menyampaikan kesediaan Palestina menjadi tuan rumah pertemuan standing committee berikutnya.
Ia mengusulkan, agar pertemuan para legislator negara OKI terkait Palestina dilakukan di Ramallah, Tepi Barat, Palestina. Untuk meyakinkan, ia menekankan semakin membaiknya hubungan antara faksi Fatah dan Hamas. Sehingga ada jaminan keamanan melakukan pertemuan di tempat tersebut.
Menanggai usulan itu, Sekretaris Jenderal PUIC, Mahmoud Erol Kilic dari Iran sempat keberatan. Karena hanya sejumlah negara OKI yang punya akses masuk Palestina. Hal senada juga disampaikan Presiden Standing Committee on Palestine, Emrullah Isler dari Turki.
Namun, ide itu ternyata disambut baik oleh delegasi negara-negara lain. Mactar Mbacke dari Senegal mengatakan, tak keberatan dengan pelaksanaan pertemuan di Ramallah.
Terlebih, Senegal telah memiliki hubungan diplomatik dengan Palestina. "Pertemuan di Palestina akan menunjukkan kepada dunia dukungan negara Islam terhadap Palestina," kata Mbacke.
Utusan parlemen Indonesia, Surahman Hidayat dari fraksi PKS juga mendukung pelaksanaan pertemuan di Palestina. Menurutnya, memang akan ada kesulitan pengurusan visa untuk memasuki Palestina. Namun, anggota parlemen Indonesia akan tetap berupaya hadir.
Dukungan pelaksanaan pertemuan di Palestina juga datang dari utusan Bahrain. Utusan dari Maroko juga merasa tak ada hal berarti yang menghalangi dilaksanakannya pertemuan komite untuk Palestina di Ramallah.
Sebagai jalan tengah, Emrullah Isler mengatakan sebaiknya pertemuan dilaksanakan di Gaza. Hal tersebut akan memudahkan para anggota dewan negara-negara OKI untuk memasuki Palestina melalui Mesir.
Keputusan soal pelaksanaan pertemuan Komite untuk Palestina selanjutnya akan ditentukan dalam rapat komite politik PUIC. Selain Palestina, kandidat lain untuk pertemuan tersebut adalah Burkina Faso.