Jumat 18 Jan 2013 15:53 WIB

Lagi-lagi, Israel Rugikan Palestina, Apa kali ini?

Rep: Agung Sasongko/ Red: Citra Listya Rini
Bendera Israel
Foto: aujs.com.au
Bendera Israel

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Museum Nasional Israel akan menggelar pameran yang diklaim menghadirkan peninggalan Raja Herodes, penguasa Yudhea yang memerintah Yerusalem. Pameran sendiri akan dibuka 12 Februari mendatang.

Kurator Museum, James Synder mengatakan pameran bertajuk "Herodes Agung" ini merupakan yang terbesar dan termahal yang pernah digelar pihak museum. "Pameran ini akan selalu diingat setiap orang. Ini karena tidak pernah ada sebelumnya," kata dia seperti dikutip alarabiya.net, Jumat (18/1).

Menurut catatan sejarah, Herodes dikenal sebagai penguasa yang kejam. Kitab perjanjian baru sendiri menyebut Herodes sebagai penguasa yang berusaha menghindari datangnya Yesus. Untuk tujuan itu, ia banyak membantai anak-anak.

Kendati dikenal kejam, Herodes juga dikenal dengan proyek ambiusnya. Seperti misal saja, istana dan perluasan kompleks kuil Yahudi di Yerusalem. Peninggalan lain yang tak kalah penting adalah makamnya sendiri.

Setiap koleksi yang ditampilkan merupakan buah kerja keras dari Arkeolog Ehud Netzer. Ia menghabiskan 35 tahun untuk mencari peninggalan Herodes.

Sebelumnya, ia sempat membuat geger dunia internasional karena mengklaim telah menemukan makam Herodes, istana musim dingin, yang berlokasi di Tepi Barat. Persoalannya, tidak ada prasasti yang memperkuat temuan itu. Setelah menemukan artefak yang menggegerkan itu, ia melobi Museum Israel untuk menggelar pameran.

Namun, sebelum berhasil memperlihatkan temuannya itu kepada publik ia keburu meninggal dunia. Pada tahun 2011, pihak museum menyempurnakan apa yang ditemukan Herodes. Menggunakan teknologi canggih, pihak museum berhasil menyatukan kepingan batu yang membentuk makam Herodes.

"Memang tidak 100 persen. Tapi arkeologi tidak pernah 100 persen," ungkap Kurator Dudi Mevorah.

Arkeolog, Joe Zas menyakini temuan Netzer adalah makam Herodes. "Saya kira ini adalah makam yang fenomenal. Makam ini merupakan bukti otentik yang ditemukan," kata dia.

Di luar itu, museum sengaja membuat dekorasi khusus dengan merekonstruksi istana Herodes di Jericho. Detail istana dibuat sama persis.

Kritik Palestina

Mendengar rencana pameran itu, pihak Palestina menyesalkan tindakan Israel itu tanpa ada koordinasi dengan Palestina. Penggalian dianggap sebagai contoh lain dari pemanfaatan ilmu arkeologi dan sejarah untuk tujuan ideologis.

"Ini jelas tidak dimaksudkan sebagai jembatan perdamaian antara kedua bangsa," kata Wakil Menteri Wakaf dan Warisan Budaya Palestina, Hamdan Taha.

Menurut Taha, penggali benda peninggalan sejarah di Tepi Barat tanpa izin Palestina merupakan pelanggaran terhadap konvensi internasional yang mengatur masalah tersebut.  "Yang terpenting kami bertanggung jawab dengan apa yang dilakukan," kata dia.

Sementara itu, Snyder mengaku pihaknya belum menerima keluhan dari otoritas Palestina. Ia mengatakan Israel bertanggung jawab atas setiap bentuk peninggalan bersejarah di Tepi Barat. "Kami akan mengembalikan semua ke tempat asal setelah pameran selesai," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement