Sabtu 19 Jan 2013 05:31 WIB

Beginilah Kekejaman Tentara Israel pada Warga Palestina

Pemuda Palestina tanpa rasa takut dan hanya menggunakan batu melakukan perlawanan terhadap tentara Israel di Jalur Gaza, Palestina, Sabtu (17/11).
Foto: AP/Nasser Shiyoukhi
Pemuda Palestina tanpa rasa takut dan hanya menggunakan batu melakukan perlawanan terhadap tentara Israel di Jalur Gaza, Palestina, Sabtu (17/11).

REPUBLIKA.CO.ID, KOTA GAZA---Pasukan Israel menembak dan mencederai seorang remaja Palestina ketika ia mendekati pagar perbatasan di Jalur Gaza bagian utara, Jumat, kata beberapa petugas medis Palestina.

Pemuda yang berusia 17 tahun itu ditembak kakinya di sebelah timur Beit Lahiya setelah pasukan Israel melepaskan tembakan peringatan ke udara, kata sumber-sumber itu, dengan menambahkan bahwa ia kini dirawat di rumah sakit Kamal Adwan di kota tersebut.

Militer Israel belum memberikan pernyataan segera mengenai laporan penembakan itu.

Senin, tembakan Israel menewaskan seorang petani Palestina berusia 21 tahun di dekat Beit Lahiya, korban tewas keempat di Gaza sejak gencatan senjata 21 November antara negara Yahudi tersebut dan kelompok pejuang garis keras Hamas mengakhiri perang delapan hari antara kedua pihak.

Israel melarang warga Gaza mendekati pagar perbatasan karena mereka khawatir gerilyawan akan menyerang pasukan patroli perbatasan atau menembak petani Israel yang bekerja di ladang-ladang di dekat perbatasan tersebut.

Pasukan Israel menembak warga Gaza di dekat perbatasan sedikitnya 10 kali sejak akhir ofensif delapan hari pada November. Sekitar 30 orang cedera akibat insiden-insiden itu, kata para pejabat Gaza.

Israel dan kelompok pejuang Hamas yang menguasai Jalur Gaza terlibat dalam perang delapan hari pada November yang menewaskan 177 orang Palestina, termasuk lebih dari 100 warga sipil, serta enam orang Israel -- empat warga sipil dan dua prajurit.

Kekerasan itu meletus pada 14 November, dengan pembunuhan komandan militer Hamas Ahmed Jaabari oleh Israel.

Selama operasi delapan hari itu, militer Israel menyatakan telah menghantam lebih dari 1.500 sasaran, sementara pejuang Gaza menembakkan 1.354 roket ke Israel, 421 diantaranya disergap oleh sistem anti-rudal Iron Dome.

Perjanjian gencatan senjata Hamas-Israel dicapai Rabu (21/11), sehari setelah diplomasi bolak-balik yang dilakukan oleh Menteri Luar Negeri AS Hillary dan Sekretaris Jendral PBB Ban Ki-moon -- yang tercoreng oleh kekerasan lintas batas yang semakin mematikan antara Israel dan para pejuang di Gaza.

Menteri Luar Negeri Mesir Mohammed Kamel Amr, yang berbicara pada jumpa pers bersama Hillary, mengatakan di Kairo, penghentian permusuhan Hamas-Israel mulai berlaku pada Rabu pukul 19.00 GMT (Kamis pukul 02.00 WIB).

Kelompok Hamas menguasai Jalur Gaza pada Juni tahun 2007 setelah mengalahkan pasukan Fatah yang setia pada Presiden Palestina Mahmud Abbas dalam pertempuran mematikan selama beberapa hari.

Sejak itu wilayah pesisir miskin tersebut dibloklade oleh Israel. Palestina pun menjadi dua wilayah kesatuan terpisah -- Jalur Gaza yang dikuasai Hamas dan Tepi Barat yang berada di bawah pemerintahan Abbas. Kini kedua kubu tersebut telah melakukan rekonsiliasi.

Uni Eropa, Israel dan AS memasukkan Hamas ke dalam daftar organisasi teroris.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement