REPUBLIKA.CO.ID, NOUAKCHOTT -- Militan garis keras masih menyandera tujuh warga asing dari puluhan orang yang mereka culik di sebuah ladang gas terpencil di Aljazair, kata Kantor Berita Mauritania ANI, Jumat.
Sumber-sumber dari kelompok terkait Alqaidah mengatakan kepada ANI, mereka masih menahan tujuh warga asing di ladang gas itu, yang sebagian mereka ledakkan untuk menghalau pasukan Aljazair yang menyerbu tempat itu dalam operasi penyelamatan sandera yang dramatis.
Operasi pembebasan itu menewaskan sejumlah orang, baik penculik maupun sandera, yang jumlahnya masih simpang siur.
Menurut sumber-sumber itu, ketujuh warga asing yang masih disandera terdiri dari tiga orang Belgia, dua AS, satu Jepang dan satu Inggris.
Mereka juga mengatakan, penculik datang dari Niger dan bukan dari Libya, seperti yang sebelumnya diberitakan.
Militan bersenjata itu ingin menukar sandera Amerika dengan militan garis keras yang ditahan di AS, kata ANI sebelumnya mengutip sumber-sumber yang dekat dengan pemimpin kelompok itu, Mokhtar Belmokthar.
Penculik juga menuntut negosiasi bagi diakhirinya intervensi militer Prancis di Mali, tambah laporan tersebut.
Militan garis keras menyandera 41 orang asing, termasuk tujuh warga AS, setelah serangan terhadap sebuah ladang gas di Aljazair timur, pada Rabu pagi.
Penculikan itu diklaim oleh sebuah kelompok yang dibentuk belum lama ini oleh Mokthar Belmokhtar, seorang militan garis keras terkenal bermata satu yang berjulukan "Untouchable", yang telah dijatuhi hukuman seumur hidup dalam persidangan in abesentia di negara asalnya, Aljazair.