REPUBLIKA.CO.ID, -- Setelah lebih dari dua dekade, AS akhirnya mengakui pemerintah Somalia untuk pertama kalinya. Pengakuan pemerintah AS disampaikan Sekretaris Negara, Hillary Rodham Clinton dalam pernyataannya bersama Presiden Somalia, Sheikh Hassan Mohamud, Kamis (17/1).
Sebelumnya, Obama dikabarkan telah lebih dahulu secara pribadi bertemu dengan pemimpin Somalia tersebut di Gedung Putih. Perbincangan Obama bersama Syaikh Hassan seputar sikap AS yang akan mengakui Somalia, seperti dikutip dari aljazeera.net (19/1).
Washington tidak mengakui pemerintah Somalia sejak panglima perang menggulingkan diktator Mohamed Siad Barre pada 1991.
Lebih lanjut, Clinton mengatakan zaman telah berubah. Saat ini Gedung putih optimis akan masa depan Somalia. AS juga menjanjikan akan bekerja sama dengan pemerintah baru negara itu dalam hal menciptakan perdamaian dan stabilitas keamanan, serta meningkatkan ekonomi dan meningkatkan pelayanan sosial.
Obama juga mendesak pemerintah Somalia mengakhiri perang saudara yang telah berlarut-larut hingga dua dekade. Kelompok bersenjata al-Shabab juga telah menyatakan akan mundur dari kota-kota besar Somalia.
AS juga mendukung upaya perdamaian dengan memberikan 780 Miliar dolar AS kepada pasukan Afrika untuk membantu upaya perdamaian tersebut.
Pengakuan AS ini akan membantu Somalia mendapatkan bantuan besar dari badan-badan bantuan AS dan internasional. Clinton juga berbicara akan mendirikan kembali kedutaan di Somalia di masa depan.