Senin 21 Jan 2013 06:16 WIB

FARC Akhiri Kesepakatan Gencatan Senjata Kolombia

Pasukan Revolusioner Bersenjata Kolombia (FARC).
Foto: AP
Pasukan Revolusioner Bersenjata Kolombia (FARC).

REPUBLIKA.CO.ID, HAVANA -- Kelompok gerilyawan FARC, Ahad (20/1) waktu setempat, mengumumkan berakhirnya kesepakatan gencatan senjata sepihak.

"Dengan sedih, kami harus mengakui kembalinya tahap perang militer. Ini tidak diinginkan oleh siapapun," kata ketua perunding FARC, Ivan Marquez, kepada wartawan.

Gencatan senjata sempat berlangsung selama dua bulan sejak disepakati pada awal perundingan di Kuba. Perundingan tersebut sejatinya digelar guna mengakhiri konflik terlama di Amerika Latin itu.

Namun Marquez, orang kedua Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia (FARC), tetap mendesak pemerintah mempertimbangkan lagi kemungkinan gencatan senjata bilateral dan penghentian permusuhan. Ini agar perundingan perdamaian bisa dilaksanakan dalam suasana yang aman.

Ia mengharapkan penyelesaian yang bisa menghindarkan penduduk dari penderitaan yang lebih besar. Para pejabat Kolombia menganggap gencatan senjata sebagai taktik negosiasi dan Presiden Juan Manuel Santos memperingatkan pemberontak agar tidak memulai lagi serangan gerilya.

Delegasi pemerintah Kolombia, mantan Wakil Presiden Humberto de la Calle, tidak memberikan pernyataan kepada wartawan.

FARC pekan lalu menyatakan bersedia memperpanjang gencatan senjata jika pemerintah Kolombia juga melakukan langkah serupa. Namun, Bogota menolak melakukan penghentian serangan karena khawatir pemberontak akan menggunakan masa tenang untuk mempersiapkan pertempuran lebih lanjut.

sumber : Antara/AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement