Senin 21 Jan 2013 09:53 WIB

Ancaman Penculikan, Deplu AS Sarankan Tinggalkan Aljazair

Korban penculikan (ilustrasi)
Foto: www.karimatafm.com
Korban penculikan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) telah mengizinkan pemberangkatan keluarga anggota staf kedutaannya di Aljazair. Hal ini terkait dengan ancaman terorisme dan penculikan, menyusul krisis sandera di `negara Afrika Utara itu.

Ancaman terakhir dikeluarkan pada Sabtu (19/1), Departemen Luar Negeri menyarankan warga Amerika mendatangi biro perjalanan untuk mengurus kepulangannya. "Pada 19 Januari 2013, Departemen Luar Negeri mengizinkan pemberangkatan dari Aljazair bagi anggota setelah serangan terhadap fasilitas Minyak BP di In Amenas pada 16 Januari 2013 dan selanjutnya, ancaman-ancaman penculikan warga negara Barat layak dipercaya.

"Departemen Luar Negeri menyerukan warga Amerika Serikat yang melakukan perjalanan ke Aljazair untuk mengevaluasi secara hati-hati resiko yang bisa ditimbulkan terhadap keselamatan pribadi mereka," kata lembaga itu, seperti dilansir Xinhua, Senin (21/1). Mereka memperingatkan ada ancaman terorisme dan penculikan di Aljazair.

Krisis sandera berakhir pada Sabtu dengan sekitar 23 sandera dan 32 penculik dilaporkan tewas dalam operasi yang dilakukan oleh militer Aljazair, di mana 685 pekerja Aljazair dan 107 orang asing berhasil dibebaskan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement