Senin 21 Jan 2013 15:21 WIB

Brigadir Bertopeng Siap Berunding

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Dewi Mardiani
Tambang gas Amenas di Aljazair, lokasi penyerangan kelompok ekstremis dan menangkapi sandera pada Rabu (16 Januari 2013).
Foto: AP Photo/BP
Tambang gas Amenas di Aljazair, lokasi penyerangan kelompok ekstremis dan menangkapi sandera pada Rabu (16 Januari 2013).

REPUBLIKA.CO.ID, MAURITANIA -- Komplotan pemberontak Brigadir Bertopeng (BM) mengatakan bertanggung jawab dalam serangan dan rangkaian aksi penculikan di Amenas, di Aljazair. Tokoh kelompok itu, Mokhtar Belmokhtar menyerukan siap berunding dengan pemerintahan di Aljir dan Prancis.

Mokhtar mengatakan, serangan dan aksi penculikan tetap akan terus dilakukan. Dia mengatasnamakan Alqaidah dalam rangkaian aksi itu. Kelompoknya akan menghentikan aksi dengan beberapa syarat perundingan. ''Kami siap bernegosiasi, asalkan mereka menghentikan serangan dan pengeboman di Mali,'' kata dia, melalui video yang disiarkan melalui Sahara Media, saat Ahad (20/1), dan dilansir Reuters, Senin (21/1).

Mokhtar mengaku berada di Mauritania, negara bagian barat Mali. Sebanyak 32 anggota BM menculik dan menyekap tidak kurang 700 pekerja di kawasan pengeboran minyak dan gas terbesar di Aljazair, sejak Rabu (16/1). Kebanyakan diantara sandera adalah pekerja asing dari berbagai negara.

Aksi adalah tanggapan kelompok pemberontak atas eskalasi militer asing di Mali. BBC News mengatakan, jumlah korban dalam insiden pembebasan sandera bertambah. Militer Aljazair menemukan 25 jenazah baru di lokasi penyergapan saat Sabtu (19/1). Angka korban tewas selama empat hari penyekapan menjadi 48, sedangkan 32 jenazah lainnya merupakan penyandera.

Hingga Ahad (21/1), upaya penyisiran korban dan pemberontak di kawasan gurun itu masih gencar. Satuan khusus diterjunkan. Kementerian dalam negeri Aljazair mengatakan kepada kantor berita APS, baru 132 pekerja asing yang dibebeaskan. Di Aljir, penyisiran menjaring lima terduga anggota kelompok BM.

Tingginya angka korban tewas dalam operasi pembebasan sandera, tidak membuat pemerintahan Perdana Menteri Ahmed Ouyahia mengizinkan militer asing masuk ke negaranya. Menteri Enerji Youcef Yousfi mengatakan, pasukan militer Aljazair menjadi komandan utama pengamanan dalam negeri. Dia menolak setiap upaya masuknya militer negara-negara asing yang punya konsensi pengelolaan sumber daya di negara itu, walau untuk memberi bala bantuan sekalipun.

sumber : AP/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement