Selasa 22 Jan 2013 13:34 WIB

Netanyahu Dibenci Tapi Dipilih

Rep: Nur Aini/ Red: Yudha Manggala P Putra
PM Israel Netanyahu memperingatkan dunia tentang ancaman senjata nuklir Iran
Foto: Reuters
PM Israel Netanyahu memperingatkan dunia tentang ancaman senjata nuklir Iran

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Masyarakat Israel tidak suka dengan kebijakan politik dalam dan luar negeri Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. Namun, dia diprediksi masih akan tetap dipilih sebagian besar warga pada pemilihan legislatif pekan ini.

Majalah Prancis, Le Point mengomentari kebijakan politik PM Israel. Netanyahu dinilai hanya mendengarkan penasehat politik Amerika, Arthur Finkelstein dalam menentukan isu-isu kampanye. Majalah itu juga mempertanyakan integritas Netanyahu.

Pada Senin kemarin, Netanyahu memohon kepada pemilih Israel yang tidak puas dengan kepemimpinannya untuk pergi ke pemungutan suara, Selasa ini (22/1). Mereka diminta memilih Netanyahu.

"Saya meminta bagi setiap warga negara dan setiap orang pergi ke kotak suara. Putuskan untuk siapa anda memilih, untuk perpecahan dan kelemahan Israel atau bersatu dan Israel yang kuat bersama partai besar, " kata dia seperti dikutip PressTV, Selas.

Permintaan itu menyusul adanya peningkatan dukungan pada Naftali Bennet. Dukungan itu membuat Netanyahu khawatir suaranya hilang.

Bennet merupakan seorang politisi muda dari sayap kanan dan memimpin Partai Jewish Home. Partai itu hanya memiliki tiga kursi di parlemen Israel.

Bennet menentang pembentukan negara Palestina merdeka. Dia menilai Israel harus menganeksasi Area C di wilayah Palestina. Sekitar 60 persen wilayah tersebut sudah diduduki Israel.

Awalnya, Benner merupakan kepala biro pemerintahan Netanyahu untuk kampanye 2007. Namun dia mundur setelah bertengkar dengan istri Netanyahu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement