Selasa 22 Jan 2013 18:58 WIB

Presiden Mursi Kecam Intervensi Prancis di Mali

Rep: Rr. Laeny Sulistyawati/ Red: Karta Raharja Ucu
Presiden Mesir, Mohammed Mursi
Foto: REUTERS
Presiden Mesir, Mohammed Mursi

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Presiden Mesir, Muhammad Mursi mengecam intervensi Prancis di Mali. Mursi mennilai intervensi tersebut akan menciptakan konflik baru.

Mursi mengaku lebih intervensi di Mali dilakukan dengan cara damai bukan dengan senjata dan peluru seperti yang dilakukan Prancis.

Pernyataan itu disampaikan Mursi saat pembukaan pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Pembangunan Ekonomi negara Arab di Riyadh, Arab Saudi, Senin (21/1) kemarin.

Di tempat terpisah pasukan gabungan Mali dan Prancis sudah memasuki wilayah Diabaly dan Doutenza, yang menjadi titik pusat dari geriliyawan Mali. Sekira 200 tentara Mali dan Prancis beserta 30 kendaraan lapis baja bergerak memasuki kota-kota di wilayah tersebut, Senin pagi.

Tidak terlihat perlawanan dari geriliyawan Mali. Padahal daerah pinggiran Diabaly sudah dikuasai para geriliyawan. Bahkan Kota Diabaly dan Doutenza dikuasai Alqaidah dalam beberapa pekan terakhir.

Meski belum mendapat ancaman, tentara Mali dan Prancis tetap waspada. "Kita harus berhati-hati," kata seorang pimpinan pasukan tersebut seperti dilansir dari Al Jazeera, Selasa (22/1).

Warga setempat dilaporkan gembira pasukan gabungan tersebut berhasil memasuki Diabaly dan Doutenza. "Kami benar-benar berterima kasih kepada Prancis yang datang tepat pada waktunya," kata kepala

asosiasi pemuda setempat, Gaoussou Kone (34).

Menurut Gaoussou Kone, tanpa kehadiran tentara Prancis, tidak hanya Diabaly yang akan musnah, Mali juga akan lenyap.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement