REPUBLIKA.CO.ID, Kelompok Taliban di Afghanistan menyebut Pangeran Harry sebagai pengecut sehubungan dengan komentarnya saat bertugas di Afghanistan.
Seorang juru bicara Taliban mengatakan kepada koran Inggris, Daily Telegraph, bahwa komentar anggota keluarga Kerajaan Inggris itu merendahkan dan memperlihatkan kurangnya pengetahuan maupun pemahaman atas situasi di Afghanistan.
Dalam serangkaian wawancara di pangkalan pasukan Inggris di Camp Bastion, Pangeran Harry antara lain menyamakan tugasnya sebagai co-pilot dan juru tembak helikopter tempur dengan permainan komputer, yang dia kuasai.
"Merupakan kegembiraan bagi saya karena saya salah seorang yang suka main PlayStation dan Xbox, jadi dengan jempol, saya suka berpikir mungkin saya akan berguna," kata Pangeran Harry dalam sesi wawancara seperti dilansir BBC, Selasa (22/1).
Komentar Pangeran Harry juga mengundang kecaman dari seorang pegiat anti perang di Inggris. Lindsey German dari Koalisi Hentikan Perang mempertanyakan bagaimana Pangeran Harry bisa memastikan bahwa yang dibunuhnya adalah pejuang Taliban.
"Dalam beberapa bulan belakangan, banyak warga sipil yang tewas karena serangan udara. Komentar itu merupakan sikap angkuh dan tidak peka dalam membunuh warga Afghanistan, siapapun dia dan amat susah untuk mendapatkan simpati dan dukungan, yang merupakan tujuan dari perang ini," tutur Lindsey.
Pangeran Harry meninggalkan Afghanistan pada Senin (21/1). Salah satu pewaris tahta Kerajaan Inggris ini telah meninggalkan Afghanistan setelah masa tugasnya berakhir.