Kamis 24 Jan 2013 06:18 WIB

Uni Eropa Embargo Ekspor Obat-obatan ke Iran

Bendera negara anggota Uni Eropa (ilustrasi)
Foto: UWORKERS
Bendera negara anggota Uni Eropa (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  TEHERAN -- Uni Eropa (UE) mulai membidik sektor medis untuk menekan Iran. Juru Bicara Departemen Luar Negeri Iran, Ramin Mehmanparast mengecam UE yang menargetkan sektor medis Iran melalui embargo sepihak terhadap Tehran dengan dalih program energi nuklirnya.

"Sayangnya, bertentangan dengan klaim hak asasi manusia oleh Uni Eropa, sanksi juga telah menargetkan sektor medis Iran," kata Mehmanparast seperti dikutip laman Irib, Rabu (23/1) ketika menanggapi laporan terbaru Michael Mann, juru bicara Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Catherine Ashton tentang embargo terhadap Iran.

"Uni Eropa mencegah ekspor obat-obatan ke Iran, bahkan termasuk obat-obatan sangat penting, " ungkap Mehmanparast.

"Uni Eropa tidak dapat menyangkal efek pasti dan tegas dari sanksi terhadap kehidupan dan kesehatan warga Iran, terutama ratusan pasien yang membutuhkan obat-obatan," kata diplomat senior Iran itu.

Sanksi sepihak AS dan Uni Eropa terhadap Republik Islam telah menyebabkan kekurangan obat-obatan di Iran yang membahayakan kehidupan banyak pasien.

Otoritas kesehatan Iran mengatakan sanksi ilegal baru-baru ini, yang dipimpin oleh AS dan Uni Eropa mempersulit akses terhadap obat yang dibutuhkan untuk beberapa jenis penyakit.

"Kami sudah dihadapkan dengan beberapa masalah terkait obat-obatan dan peralatan medis ... Kami menangani beberapa pasien yang telah kehilangan obat yang dibutuhkan untuk transplantasi," kata Ali Jafari, seorang ahli bedah transplantasi, Oktober tahun lalu.

Banyak pasien, yang menderita penyakit seperti diabetes, gagal ginjal, hemofilia, multiple sclerosis, talasemia, dan leukemia, terpengaruh oleh sanksi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement