REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Perdana Menteri Benjamin Netanyahu kembali berkuasa setelah Partai Likud memenangkan pemilihan umum Israel, Rabu (23/1).
Partai sayap kanan itu berkoalisi dengan Partai Ultranasionalis Beiteinu Yisrael dengan menguasai 31 dari 120 kursi di Parlemen Israel (Knesset).
Perolehan tersebut turun 11 kursi dalam pemilihan 2009.Persoalan domestik dan keamanan geopolitik menjadi isu serius dalam kepemimpinannya mendatang.
"Kami sadar terlalu dini memberikan harapan kepada masyarakat yang menghendaki aku meneruskan kepemimpinan,'' Netanyahu mengatakan demikian, menanggapi kemenangannya kali ini, seperti dilansir Reuters, Rabu (23/1).
Tapi, kata dia, akan banyak pekerjaan yang menjadi agenda prioritas dalam etape ke dua kepemimpinannya. Bibi, begitu panggilannya, menyampaikan komitmen untuk memperluas pembangunan negaranya.
Selain ekonomi, Bibi menyinggung mengenai pertahanan militer, perluasan pemukiman, dan nuklir Iran. Pernyataan itu, dikatakan dia sebagai pekerjaan rumah yang belum tuntas selama dia menjabat. ''Kami akan fokus pada pembangunan dan perubahan pemerintah (dalam) tiga prinsip utama,'' kata dia.
Kemenangan petahana akan menampilkan panggung politik yang tidak berubah di negeri zionis itu. Hal tersebut tampak dengan akan bergabungnya banyak partai ultraortodoks dan kalangan kanan Yahudi.
Aljazeera mengatakan Bibi berencana membangun blok suara mayoritas untuk menjamin kebijakan-kebijakannya. Melihat penurunan jumlah kursi di pemilu ke-19 kali ini.