Jumat 25 Jan 2013 05:58 WIB

Asyik, Harga Emas Turun Nih

emas batangan (ilustrasi)
Foto: mycitya
emas batangan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, CHICAGO---Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange (NYMEX) ditutup lebih rendah pada Kamis (Jumat pagi WIB), karena data positif ekonomi global membantu mengurangi daya tarik logam sebagai "safe haven".

Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Februari turun 16,8 dolar AS, atau 1,0 persen, menjadi menetap di 1.669,9 dolar AS per ons.

Emas turun 6,5 dolar AS, atau 0,4 persen, menjadi menetap di 1.686,7 dolar AS per ons pada Rabu, memberikan kembali lebih dari keuntungannya yang dibuat pada Selasa.

Emas sekali lagi gagal menembus tingkat psikologis 1.700 dolar AS. Kontrak emas telah sekali-kali mencoba melewati tingkat tersebut sejak pertengahan Desember, menurut analis pasar.

Di sisi ekonomi, data Kamis yang sebagian besar positif, kemungkinan menumpulkan beberapa daya tarik emas sebagai "safe haven" (tempat berlindung yang aman).

Para pengamat mengatakan, klaim awal pengangguran AS yang lebih baik dari perkiraan pada Kamis meningkatkan spekulasi bahwa Federal Reserve AS bisa menghapus pelonggaran lebih cepat sehingga menekan emas.

Departemen Tenaga Kerja AS mengatakan, klaim awal untuk tunjangan pengangguran turun 5.000 menjadi 330.000 disesuaikan secara musiman dalam pekan yang berakhir 19 Januari. Itu tingkat terendah untuk klaim awal sejak Januari 2008, menurut laporan.

Juga pada Kamis, Morgan Stanley memangkas prospek untuk rata-rata harga emas 2013 sebesar 4,0 persen menjadi 1.773 dolar AS per ons. "Kami tetap bullish pada prospek harga emas pada 2013 meskipun terjadi tekanan jual baru-baru ini dipicu oleh kekhawatiran pasar bahwa antisipasi pengetatan kebijakan moneter AS bisa lebih awal dari sebelumnya."

Perak berjangka Kamis berakhir dengan kerugian untuk pertama kalinya dalam delapan sesi. Terhadap latar belakang itu, perak untuk pengiriman Maret turun 71,7 sen, atau 2,21 persen, menjadi ditutup pada 31,722 dolar per ons.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement