Jumat 25 Jan 2013 11:41 WIB

Perempuan AS Kini Boleh Ikut Berperang

Rep: Nur Aini/ Red: Nidia Zuraya
Tentara wanita AS
Foto: global muslim
Tentara wanita AS

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Menteri Pertahanan AS, Leon Panetta mencabut larangan bagi wanita untuk bertempur di medan perang. Sebelumnya, tentara wanita AS dilarang berada di garis depan pertempuran.

"Wanita telah menunjukkan keberanian dan pengorbanannya di medan perang, memberikan kontribusi dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya pada misi militer, " ungkap Panetta dalam sebuah pernyataan yang dikutip PressTV, Jumat (25/1).

Menurut Panetta, tidak semua orang dapat menjadi prajurit tempur. "Tapi, setiap orang berhak atas kesempatan itu, " imbuhnya.

Pencabutan larangan tersebut akan membuka kesempatan bagi ratusan ribu posisi garis depan dan elit komando bagi wanita. Kepala Pentagon mengumumkan hal tersebut setelah ada tinjauan ulang dari semua kepala bagian militer. Mereka akan melakukan perubahan secara bertahap selama tiga tahun ke depan.

Para pemimpin militer menyimpulkan saat ini waktunya bagi wanita untuk bergabung dalam bidang militer semaksimal mungkin. Kepala bagian militer diminta melaporkan ulang pada Kementrian Pertahanan pada 15 Mei untuk rencana penerapan kebijakan baru tersebut.

"Kebijakan ini mencerminkan keberanian dan patriotik wanita dalam dua abad sejarah Amerika dan peran wanita sangat diperlukan di militer sekarang, " ungkap Presiden AS, Barack Obama.

Kebijakan tersebut melawan aturan pembatasan pada 1994 yang melarang wanita menjadi bagian dari peperangan. Sejumlah pekerjaan di bagian militer akan segera dibuka, namun pasukan operasi khusus termasuk Navy SEAL dan Delta Force bisa memakan waktu lama. Jumlah wanita mencapai 14 persen dari 1,4 juta tentara AS atau sekitar 204 ribu orang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement