REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Otoritas Kemananan Transportasi AS menginvestigasi masalah yang terjadi di armada pesawat Boeing 787 Dreamliner. Hasil investigasi itu menemukan risiko kebakaran pada pesawat mengkhawatirkan karena tidak dapat diduga.
"Ini kejadian yang tidak dapat diduga. Kami sangat fokus pada ini, kami tidak mengharapkan ada kebakaran pada penerbangan, " kata penjabat National Transportation Safety Board (NTSB), Deborah Hersman seperti dikutip PressTV, Jumat (25/1).
Boeing 787 Dreamliner mengalami sejumlah masalah pada bulan ini. Salah satunya adalah kebakaran pada penerbangan di maskapai penerbangan Jepang yang mengoperasikan 787 Dreamliner di Bandara Internasional Logan di Boston 7 Januari lalu.
Hersman mengatakan pihaknya belum dapat memperkirakan penyebab kebakaran. Namun, dari tes menunjukkan bahwa baterai mengalami gangguan arus pendek dan kebakaran.
"Kami masih dalam investigasi awal dan kami bekerja keras untuk mencari apa yang terjadi dan mengapa bisa terjadi, " ungkapnya.
Kebakaran dan masalah baterai yang kedua kalinya di 787 membuat maskapai penerbangan mendarat darurat di Jepang pada 15 Januari. Hal itu membuat otoritas penerbangan AS dan seluruh dunia memerintahkan sekitar 50 armada 787 dikandangkan pada 16 Januari.