Sabtu 26 Jan 2013 06:05 WIB

Twitter Bekukan Akun Gerilyawan Somalia

Milisi Al-Shabaab di Somalia
Foto: Acus.org
Milisi Al-Shabaab di Somalia

REPUBLIKA.CO.ID, NAIROBI -- Twitter membekukan akun gerilyawan Al-Shabaab Somalia pada Jumat waktu setempat. Pembekuan dilakukan beberapa hari setelah Al-Shabaab memasang foto seorang prajurit komando Prancis yang mereka bunuh dan mengancam akan mengeksekusi sejumlah sandera Kenya.

Sebuah pesan dari Twitter di @HSMPress berbunyi,''Akun berbahasa Inggris itu telah dibekukan''. Tidak ada penjelasan lebih lanjut mengenai hal itu.

Meski demikian, akun-akun yang berbahasa Somalia dan Arab tetap beroperasi. Gerilyawan menggunakan akun berbahasa Arab mereka untuk mengecam pembekuan itu yang mereka sebut sebagai sensor.

"Ini bukti baru mengenai kebebasan berpendapat di Barat," kata mereka.

Pada Rabu, gerilyawan Al-Shabaab menggunakan akun mereka untuk menunjukkan situs yang menyiarkan video sandera Kenya. Al-Shabaab berjanji akan melakukan eksekusi dalam waktu tiga pekan jika pemerintah Nairobi tidak membebaskan tahanan-tahanan atas tuduhan terorisme.

Mereka sebelumnya memasang foto seorang prajurit Prancis yang tewas selama upaya penyelamatan gagal terhadap seorang agen Prancis yang ditahan Al-Shabaab selama lebih dari tiga tahun. Mereka menggunakan Twitter untuk mengumumkan eksekusi sandera tersebut.

Twitter memperingatkan bahwa akun bisa dibekukan jika melanggar peraturan yang mencakup penerbitan ancaman kekerasan khusus, langsung, terhadap orang lain. Demikian menurut ketentuan yang dipasang di situs media sosial tersebut.

Akun pengguna juga dibekukan jika mereka menggunakan Twitter untuk tujuan pelanggaran hukum atau pendorongan kegiatan ilegal.

Akun gerilyawan Al-Shabaab yang dibuka pada Desember 2011 memiliki lebih dari 20.000 pengikut. Al-Shabaab beberapa tahun terakhir ini mengobarkan api perang dalam upaya menumbangkan pemerintah sementara Somalia dukungan PBB.

Nama Al-Shabaab mencuat setelah serangan mematikan di Kampala pada Juli 2010.

sumber : Antara/AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement