Sabtu 26 Jan 2013 06:35 WIB

Inggris Kirim Pesawat Mata-mata ke Mali

Militer pemerintah Mali saat menggelar operasi penumpasan pemberontak.
Foto: AP Photo
Militer pemerintah Mali saat menggelar operasi penumpasan pemberontak.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Inggris mengirim sebuah pesawat pengintai berawak Sentinel ke Afrika untuk mendukung operasi pasukan Prancis dan Mali memerangi militan garis keras di negara Afrika Barat tersebut. Demikian diumumkan Kementerian Pertahanan Inggris pada Jumat.

Pesawat itu akan melengkapi dua pesawat angkut militer C-17 yang sudah disediakan oleh Inggris.

"Kami telah memutuskan mengirim pesawat Sentinel yang kemampuan pengintaiannya telah terbukti di Libya dan menjadi landasan bagi operasi kontra-pemberontakan di Afghanistan," kata Menteri Pertahanan, Philip Hammond, dalam sebuah pernyataan.

"Kami juga setuju tetap menyediakan pesawat angkut alat berat C-17 yang sudah memberikan dukungan logistik penting dalam beberapa hari ini," katanya.

Inggris mengangkat masalah ancaman kelompok garis keras Afrika setelah serangan militan terhadap sebuah kompleks ladang gas Aljazair pekan lalu menewaskan sedikitnya 38 orang. Sebagian besar korban tewas merupakan warga asing.

Prancis, yang bekerja sama dengan militer Mali, pada 11 Januari meluncurkan operasi ketika militan mengancam maju ke ibu kota Bamako.

Mali, yang pernah menjadi salah satu negara demokrasi yang stabil di Afrika, mengalami ketidakpastian setelah kudeta militer pada Maret 2012 menggulingkan pemerintah Presiden Amadou Toumani Toure.

Masyarakat internasional khawatir negara itu akan menjadi sarang baru teroris. Mereka mendukung upaya Afrika untuk campur tangan secara militer. PBB telah menyetujui penempatan pasukan intervensi Afrika berkekuatan sekitar 3.300 prajurit di bawah pengawasan kelompok negara Afrika Barat ECOWAS.

Kelompok garis keras, yang kata para ahli bertindak di bawah payung Al Qaida di Maghribi Islam (AQIM), saat ini menguasai kawasan Mali utara. Luasnya lebih besar daripada Prancis.

Militan garis keras Ansar Dine (Pembela Iman) merupakan salah satu dari sejumlah kelompok terkait Al Qaida yang mengusai Mali utara di tengah kekosongan kekuasaan akibat kudeta militer pada 22 Maret di wilayah selatan.

sumber : Antara/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement