Ahad 27 Jan 2013 09:07 WIB

Korban Pengepungan Aljazair Tiba di Tokyo

PM Jepang Shinzo Abe
Foto: Reuters
PM Jepang Shinzo Abe

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Jenazah terakhir dari 10 warga Jepang yang tewas dalam krisis penyanderaan Aljazair tiba di Jepang, Sabtu (26/1). Di hari yang sama, Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, mengusulkan pembentukan satu dewan keamanan untuk menghadapi ancaman-ancaman di masa depan.

Jasad Tadanori Aratani (66 tahun), mantan wakil presiden perusahaan teknik JGC tiba di Bandara Narita Tokyo dengan penerbangan komersial disertai oleh Wakil Menteri Luar Negeri Minoru Kiuchi.

Tujuh warga Jepang selamat dari pengepungan pada pabrik gas In Amenas di gurun Sahara dan jasad sembilan dari sepuluh orang yang tewas tiba sehari sebelumnya. Menteri Luar Negeri Fumio Kishida berada di bandara bersama dengan para pejabat JGC menyambut kembali jenazah Aratani. Bunga-bunga diletakkan pada peti mati dan pelayat memanjatkan doa dengan diam satu menit.

Puluhan orang asing tewas dalam penyanderaan empat hari yang berakhir dengan penyerbuan berdarah pasukan Aljazair pekan lalu. Menurut laporan AFP, JGC mempekerjakan, secara langsung atau tidak langsung, semua orang Jepang yang terjebak dalam aksi pengepungan itu.

Jasad korban Jepang berjumlah 10 atau yang tertinggi dari setiap bangsa yang warga negaranya terperangkap dalam krisis itu, akibat kemarahan luar biasa para gerilyawan terhadap negara yang masih jauh terlepas dari perang-perang yang dipimpin Amerika Serikat di negara Arab.

Abe, pada pertemuan dengan para menteri seniornya pada Jumat (25/1), mengatakan bahwa negara dalam keadaan berkabung untuk mereka yang tewas, sementara di markas JGC di Yokohama, barat daya Tokyo, para pelayat memberikan penghormatan di depan altar sementara.

Dalam satu wawancara dengan Mainichi Shimbun yang dipublikasikan pada Sabtu, Abe mengusulkan mendirikan dewan keamanan nasional untuk memungkinkan pemerintah mengambil tindakan lebih cepat di saat krisis. Rencana untuk mendirikan sebuah Dewan Keamanan Nasional AS versi Jepang itu muncul setelah pemerintah berjuang untuk mengumpulkan informasi tentang nasib warga negara Jepang selama pengepungan di Aljazair.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement