REPUBLIKA.CO.ID, BAMAKO -- Salah satu bangunan bersejarah di Timbuktu, Mali, kembali menjadi korban kebiadaban kelompok garis keras Mali.
Kelompok itu membakar sebuah bangunan yang berisi koleksi manuskrip peninggalan peradaban Islam di wilayah tersebut. "Mereka tak hanya membakar bangunan bersejarah tetapi juga rumah-rumah penduduk," kata salah seorang sumber seperti dikutip AFP, Selasa (29/1).
Walikota Timbuktu, Halley Ousmane membenarkan kabar itu. Menurut dia, apa yang terjadi di Timbuktu sangat tragis. "Manuskrip peninggalan bersejarah telah dibakar oleh kelompok garis keras," tegas dia.
Terbakarnya bangunan bersejarah itu sangat disayangkan. Ini mengingat, Timbuktu dikenal sebagai salah satu pusat peradaban Islam di Afrika. Karena di sana banyak peninggalan Islam berada di kota tersebut.
Sebabnya, berbagai upaya telah dilakukan guna menyelamatkan manuskrip itu dari kerusakan. Pada 2009 lalu, Pusat Dokumentasi dan Penelititian Ahmed Baba (CEDRAB) dibangun. Semenjak berdiri, CEDRAB memiliki koleksi manuskrip kuno sekitar 60.000-100.000 naskah.