REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Wakil Juru Bicara PBB, Eduardo del Buey, Selasa (29/1), mengatakan badan pengungsi PBB (UNHCR) siap membantu kepulangan ribuan orang yang mengungsi akibat konflik di Mali utara.
Komentar tersebut dikeluarkan kepada pers di Markas PBB, New York, Amerika Serikat, seperti dilansir dari Xinhua, Rabu (30/1) pagi.
Prancis baru-baru ini melancarkan aksi militer di Mali, setelah gerilyawan yang telah memberlakukan hukum Syariah secara ketat di bagian utara negeri tersebut mulai melakukan perlawanan militer.
Badan pengungsi PBB itu menyatakan, "Kami bermaksud membuka kehadiran baru di Gao dan kota besar lain di bagian utara Mali segera setelah kondisi memungkinkan," kata del Buey.
Juru bicara PBB tersebut juga melaporkan, "Kendati ada petunjuk mengenai keinginan yang meningkat untuk pulang, kondisi di bagian utara negeri itu masih rumit. Orang yang baru-baru ini meninggalkan rumah mereka di bagian utara telah melaporkan kekurangan makanan, air bersih, dan bahan bakar," katanya.
Secara keseluruhan, sebanyak 380 ribu orang telah meninggalkan Mali utara sejak awal konflik setahun lalu. Jumlah ini meliputi 230.000 orang yang menjadi pengungsi di dalam negeri, dan lebih dari 150 ribu orang yang tinggal sebagai pengungsi di Mauritania, Niger, Burkina Faso, dan Aljazair," kata del Buey.