Rabu 30 Jan 2013 11:41 WIB

Wow, Google Maps Luncurkan Peta Korea Utara

Rep: Nur Aini/ Red: Mansyur Faqih
Korea Utara (ilustrasi).
Korea Utara (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Layanan Google Map meluncurkan peta Korea Utara yang sangat rinci. Sejumlah wilayah yang sebelumnya belum didokumentasikan dalam peta muncul dalam layanan Google.

Layanan itu muncul setelah pejabat dari perusahaan tersebut, Eric Schmidt mengunjungi Korea Utara.

"Untuk waktu yang lama, salah satu tempat terbesar dengan data peta yang terbatas adalah Korea Utara. Namun, sekarang kami mengubah itu," kata senior Manager di Google Map Maker, Jayanth Mysore seperti dikutip Al-Jazeera, Rabu (30/1).

Perusahaan itu membuat peta dari data yang disediakan publik. Data itu diperiksa dengan proses seperti yang digunakan Wikipedia. Mysore mengatakan bagian Korea Utara telah dilengkapi dengan bantuan komunitas kartografer warga. Mereka bekerjasama dalam beberapa tahun terakhir. 

"Sementara banyak orang di seluruh dunia terpesona dengan Korea Utara, peta ini sangat penting bagi warga Korea Selatan yang memiliki koneksi leluhur atau keluarga di Korea Utara, " ungkapnya.

Pemerintah Korea Selatan menyambut baik karya Google tersebut.

"Kami pikir ini menjadi peluang dunia untuk mengetahui lebih jauh tentang Korea Utara dan kesempatan juga bagi Korea Utara lebih membuka diri, " ungkap juru bicara kementrian di Korea Selatan. 

Korea Utara memiliki jaringan intranet yang tidak dihubungkan dengan belahan dunia lain. Jaringan itu membatasi penukaran data dan informasi. Penggunaan internet juga dibatasi, tidak lebih dari seribu orang. 

Peta Korea Utara menawarkan rincian peta ibu kota Pyongyang. Dalam peta itu tergambar letak rumah sakit, pemberhentian kereta, dan sekolah.

Di luar ibu kota, detail jarang diberikan tapi terlihat gambaran serangkaian kota, berwarna abu-abu. Jika diperbesar, wilayah itu diidentifikasikan sebagai kamp pendidikan.

Sebanyak 200 ribu orang diperkirakan berada di sistem penahanan Korea Utara. Google memberi gambaran lokasi kamp tersebut melalui layanan citra satelit Google Earth.

Kelompok atau individu yang melakukan penelitian tentang hak asasi manusia menggunakan gambar satelit untuk mengkonfirmasi lokasi kamp dan hal lain yang belum diungkap Korea Utara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement