REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) akan membangun pangkalan militer di barat laut Afrika untuk mengoperasikan pesawat tanpa awak. Pesawat itu digunakan untuk operasi intelegen yang mengumpulkan informasi para militan di negara-negara sekitar.
Pejabat AS mengatakan rencana tersebut masih dalam pengerjaan. Pangkalan di Nigeria akan memberikan bantuan kepada pasukan Prancis yang melawan militan yang didukung al-Qaeda di Mali.
Washington menyatakan pihaknya tidak berniat menempatkan pasukan di Mali untuk membantu operasi darat. Namun, mereka memberi dukungan Prancis termasuk pengisian bahan bakar untuk pesawat, transportasi pasukan, dan dukungan intelegen.
Pemerintah AS dan Nigeria menandatangani perjanjian Senin lalu setelah berbulan-bulan negosiasi. Mereka menyusun aturan penempatan militer AS di Nigeria.
Negara tersebut dinilai menjadi lokasi yang paling mungkin untuk pangkalan pesawat tanpa awak AS. Meski pun keputusannya belum final.
Juru bicara Pentagon George Little mengatakan perjanjian itu menetapkan kerangka hukum untuk masa depan penempatan militer AS. Namun, dia menolak memberi keterangan lebih lanjut tentang kemungkinan pembangunan pangkalan pesawat tanpa awak AS.
"Perjanjian ini sangat penting dan kami mencari pangkalan militer seperti apa yang akan ada di Nigeria. Namun, pangkalan militer itu belum diputuskan seperti apa, " ungkapnya seperti dikutip Al-Arabiya, Rabu (30/1).
Nigeri menerima pasukan konvensional maupun khusus AS untuk membantu militer mengamankan perbatasan dari militan Mali. AS telah melakukan operasi pengawasan terbatas dari wilayah udara Nigeria.