REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Mantan menteri Jepang memperingatkan akan teroris dalam negeri dapat menyerang Tokyo jika pemerintah gagal mengatasi kemarahan di Okinawa atas kehadiran besar tentara Amerika Serikat di sana.
Shozaburo Jimi, menteri bertanggung jawab atas jasa keuangan dan perubahan pos di bawah pemerintahan lalu, menyarankan penduduk gugus pulau sub-tropika juga dapat mendorong pemisahan diri dari Jepang.
"Okinawa sejak lama memiliki sejarah gerakan kemerdekaan dan gerakan pemerintahan sendiri. Saya berharap itu tidak meledak," katanya kepada media setempat, Rabu (30/1).
"Ada kemungkinan Okinawa akan mengatakan akan menjadi negara merdeka," kata Jimi, menurut Kyodo News. "Gerilya dalam negeri dapat terjadi sebagai akibat dari gerakan pemisahan diri dan teror bom bisa terjadi di Tokyo, tergantung pada cara negara menangani masalah itu," kata Jimi.
Tanggapan itu muncul saat Perdana Menteri Shinzo Abe, yang berkuasa sesudah pemilihan umum pada Desember, menegaskan kebijakannya memperkuat persekutuan ketentaraan Jepang-Amerika Serikat dan mengatakan mendorong rencana tidak disukai untuk memindahkan pangkalan udara besar negara adidaya itu di prefektur tersebut.
Pernyataan Jimi itu, yang keluar menjelang lawatan akhir pekan Abe ke Okinawa, dilihat sebagai upaya menekan pemerintah untuk meringankan beban atas propinsi di Jepang selatan itu, tuan rumah setengah hati atas lebih dari setengah dari 47 ribu tentara Amerika Serikat di Jepang.
Meskipun ada seruan politisi Okinawa, pemerintah pusat bersiteguh pada rencana memindahkan Pangkalan Udara Futenma dari kabupaten perumahan Okinawa ke daerah pantai jarang penduduk.
Serangan teror dalam negeri melanda Jepang pada 1960-an dan 1970-an saat pergolakan besar masyarakat dan sebagai bagian dari gerakan kaum keras dan mahasiswa, namun sejak itu secara umum lolos dari kekerasan politik tergalang.
Jimi adalah ketua partai kecil Rakyat Baru, bagian dari kelompok berkuasa hingga pemilihan umum pada Desember, yang membuat tersingkir, termasuk di Okinawa.
Hubungan sering bermasalah antara tentara Amerika Serikat dengan masyarakat tuan rumah mereka kian meruncing dalam beberapa bulan belakangan akibat rangkaian kejahatan oleh prajurit mabuk, termasuk perkosaan bergerombol atas wanita setempat.
Lawan juga menentang penempatan pesawat berbaling-baling Osprey di Okinawa, yang mereka katakan memiliki catatan keamanan dipertanyakan serta menempatkan warga tinggal di dekatnya pada bahaya.