REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Tembakan pasukan Israel mencederai dua remaja Palestina di dekat perbatasan Gaza utara, Jumat (1/2), kata seorang pejabat medis.
"Dua orang Palestina yang berusia 16 dan 17 tahun ditembak kaki mereka oleh militer Israel di sebelah timur Jabaliya ketika mereka mendekati pagar perbatasan" antara Israel dan Jalur Gaza, kata juru bicara kementerian kesehatan Ashraf al-Qudra kepada AFP.
Pada 18 Januari, pasukan Israel juga menembak dan mencederai seorang remaja Palestina ketika ia mendekati pagar perbatasan di Jalur Gaza bagian utara. Pemuda yang berusia 17 tahun itu ditembak kakinya di sebelah timur Beit Lahiya setelah pasukan Israel melepaskan tembakan peringatan ke udara, kata beberapa sumber.
Empat orang Palestina dibunuh oleh pasukan Israel di Gaza sejak gencatan senjata 21 November antara negara Zionis tersebut dan kelompok pejuang garis keras Hamas mengakhiri perang delapan hari antara kedua pihak. Israel melarang warga Gaza mendekati pagar perbatasan karena mereka khawatir gerilyawan akan menyerang pasukan patroli perbatasan atau menembak petani Israel yang bekerja di ladang-ladang di dekat perbatasan tersebut.
Pasukan Israel berulang kali menembak warga Gaza di dekat perbatasan sejak akhir ofensif delapan hari pada November. Puluhan orang cedera akibat insiden-insiden itu, kata para pejabat Gaza.
Israel dan kelompok pejuang Hamas yang menguasai Jalur Gaza terlibat dalam perang delapan hari pada November yang menewaskan 177 orang Palestina, termasuk lebih dari 100 warga sipil, serta enam orang Israel, empat warga sipil dan dua prajurit.
Kekerasan itu meletus pada 14 November, dengan pembunuhan komandan militer Hamas Ahmed Jaabari oleh Israel. Selama operasi delapan hari itu, militer Israel menyatakan telah menghantam lebih dari 1.500 sasaran, sementara pejuang Gaza menembakkan 1.354 roket ke Israel, 421 di antaranya disergap oleh sistem anti-rudal Iron Dome.
Perjanjian gencatan senjata Hamas-Israel dicapai Rabu (21/11), sehari setelah diplomasi bolak-balik yang dilakukan oleh Menteri Luar Negeri AS Hillary dan Sekretaris Jendral PBB Ban Ki-moon, yang tercoreng oleh kekerasan lintas batas yang semakin mematikan antara Israel dan para pejuang di Gaza.