Ahad 03 Feb 2013 00:05 WIB

Desa Kuno Palestina Terancam Tembok Israel

Rep: Wahyu Irfa Widodo/ Red: Yudha Manggala P Putra
Desa Baatir
Foto: stopthewall.org
Desa Baatir

REPUBLIKA.CO.ID, BETLEHEM -- Sejumlah pegiat budaya Palestina bakal mengirimkan proposal penyelamatan Desa Baatir ke Badan PBB untuk kebudayaan (UNESCO) bulan ini. Mereka ingin desa kuno tersebut diakui sebagai warisan budaya oleh Komite Warisan Budaya UNESCO dalam sidangnya Juni mendatang.

Desa Baatir, yang masuk di wilayah Betlehem, adalah sebuah desa yang unik. Desa ini dihuni 4.500 jiwa. Sejak ratusan tahun lalu, desa ini menggunakan sistem irigasi kuno untuk ladang dan peternakannya. Proposal yang tengah difinalisasi ini berisi situasi terkini Baatir, sejarah, bentang alam, dan budayanya.

Menteri Luar Negeri Palestina, Omar Awadalah, berharap UNESCO mau mengabulkan proposal tersebut, seperti dikutip dari Ma'an News, Sabtu (2/2). Delegasi Palestina, kata dia, akan mengawal proposal itu dalam sidang UNESCO lima bulan mendatang.

Desa Baatir mendapat ancaman dari pemerintah Israel. Israel ingin membangun tembok pemisah di sekitar desa. Warga desa dan Pemerintah Palestina khawatirkan kalau tembok itu akan merusak undakan peninggalan sistem irigasi kuno Baatir. Selain itu, tembok beton juga akan memisahkan warga Baatir dari ladang-ladang mereka sehingga secara langsung akan mematikan mata pencaharian warga.

Koran Israel Haaretz mengungkapkan, tahun lalu Pemerintah Israel sempat melunak terkait pembangunan tembok di Desa Baatir. Ini untuk pertama kalinya dilakukan oleh Israel. Otoritas Lingkungan Hidup Israel juga menentang rencana pembangunan tembok ini karena mengancam kelangsungan hidup hewan-hewan liar di sekitar Baatir

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement