REPUBLIKA.CO.ID,YERUSALEM -- Presiden Israel Shimon Peres meminta Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk membentuk pemerintahan berikutnya negara itu.
Pekan lalu, Peres bertemu dengan wakil-wakil dari 12 partai terpilih menjadi anggota parlemen, Knesset. Selain itu, Peres juga bertemu dengan partai-partai yang mengontrol 82 kursi yang mengusulkan Netanyahu harus membentuk pemerintahan.
Netanyahu kini memiliki empat pekan untuk membentuk pemerintah koalisi, dengan perpanjangan 14 hari jika diperlukan. Jika Netanyahu berhasil, ia akan mulai masa jabatan ketiga sebagai perdana menteri Israel. Partai Netanyahu yaitu Partai Likud, yang bekerjasama dengan ultra-nasionalis Yisrael Beitenu telah memenangkan total 31 kursi dari 120 kursi Knesset saat pemilihan parlemen Selasa (22/1) lalu.
Pembicaraan membangun koalisi akan dimulai Ahad (3/2) di Tel Aviv, Israel. Netanyahu telah menunjuk sekutu partainya dan mantan menteri luar negeri, Avigdor Lieberman, untuk memimpin tim Likud-Beitenu. Namun Netanyahu mengatakan bahwa dia ingin pemerintah koalisi yang akan membawa stabilitas pemerintahan memungkinkan untuk menghadapi tantangan. ’’Pada saat ada kekuatan yang begitu banyak mencoba memecah belah Israel, kita harus bersatu,’’ kata Netanyahu seperti dikutip dari Al Jazeera, Ahad (3/2).
Partai Kadima menjadi salah satu partai yang mengisyaratkan bahwa ia akan bergabung dengan koalisi.
Selanjutnya, Netanyahu akan fokus pada masalah domestik, seperti ekonomi. Selama krisis global, meski mengalami penurunan, perekonomian Israel telah menunjukkan pertumbuhan yang tercepat dari negara-negara Barat. Pada 2011 pertumbuhan ekonomi mencapai 4,6 persen di tahun 2011, kemudian pada 2012 menurun menjadi 3,3 persen. Tahun ini pertumbuhan diharapkan mendekati 3 persen, tetapi Netanyahu menyerukan kewaspadaan.