Senin 04 Feb 2013 06:48 WIB

Kerry-Abbas Sepakat Bertemu Bahas Perdamaian Palestina-Israel

Former Senator and chairman of the Senate Foreign Relations Committee John Kerry (D-MA) is officially sworn-in as Secretary of State in Washington D.C. February 1, 2013.
Foto: Reuters/US Senate Photograpic Studio/Handout
Former Senator and chairman of the Senate Foreign Relations Committee John Kerry (D-MA) is officially sworn-in as Secretary of State in Washington D.C. February 1, 2013.

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) yang baru diambil sumpahnya, John Kerry, melakukan pembicaraan lewat telepon dengan Presiden Palestina, Mahmud Abbas Ahad (3/2).

Menurut juru bicara kepresidenan Palestina, Nabil Abu Rudeina, keduanya akan bertemu untuk membahas upaya memajukan perdamaian. Demikian seperti dilaporkan Kantor Berita Resmi Palestina, WAFA.

ia mengungkapkan, kedua pejabat tinggi itu membahas pentingnya melakukan pertemuan dalam waktu dekat untuk membicarakan sejumlah upaya menjaga proses perdamaian.

"Presiden AS Barack Obama memiliki keperdulian terhadap proses perdamaian serta mendukung upaya-upaya berkaitan dengan proses tersebut," ujar Nabil mengutip pernyataan Kerry. "Pemerintah AS menyadari krisis keuangan yang saat ini dihadapi Palestina," katanya melanjutkan.

Hubungan telepon itu merupakan kontak pertama kalinya antara pemerintah baru Obama dan pemerintah Palestina. Kerry telah bertemu Abbas beberpa kali ketika ia masih menjabat sebagai ketua Komite Hubungan Luar Negeri Senat AS.

Pekan lalu, dalam sidang pengukuhannya, Kerry mengisyaratkan akan memajukan proposal baru untuk memulai kembali pembicaraan perdamaian antara Israel dan Palestina, yang macet selama lebih dari dua tahun. "Kita perlu mencari cara ke depan dan saya percaya ada jalan," ujarnya.

Baik Israel maupun Palestina secara teoritis telah berkomitmen untuk mencapai penyelesaian dua negara, yaitu hidup berdampingan dalam perbatasan yang disepakati. 

Palestina mengatakan pihaknya tidak akan kembali ke meja perundingan jika Israel masih melakukan pembangunan permukiman Yahudi di tanah mereka. Sebaliknya, Israel mengatakan tidak akan maju ke perundingan jika Palestina meletakkan berbagai prasyarat.

sumber : Antara/ AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement