REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Menlu Amerika Serikat (AS) yang baru diambil sumpahnya, John Kerry, melakukan pembicaraan lewat telepon dengan Presiden Palestina Mahmud Abbas, Ahad (3/2). Keduanya pun akan bertemu untuk membahas upaya memajukan perdamaian.
Juru bicara Abbas, Nabil Abu Rudeina mengatakan, kedua pejabat tinggi itu membahas pentingnya melakukan pertemuan dalam waktu dekat. Yaitu, untuk 'membicarakan sejumlah upaya menjaga proses perdamaian'.
Menurut kantor berita resmi Palestina, WAFA, Kerry meyakinkan Abbas bahwa presiden AS Barack Obama memiliki kepedulian terhadap proses perdamaian.
Bahkan, mendukung upaya-upaya berkaitan dengan proses tersebut. Ia juga mengatakan, pemerintah AS menyadari krisis keuangan yang saat ini dihadapi Palestina.
Hubungan telepon itu merupakan kontak pertama kalinya antara pemerintah baru Obama dan pemerintah Palestina. Meski pun Kerry telah bertemu Abbas beberapa kali ketika masih menjabat sebagai ketua Komite Hubungan Luar Negeri Senat AS.
Dalam sidang pengukuhannya pekan lalu, Kerry mengisyaratkan akan memajukan proposal baru terkait hubungan Palestina dan Israel. Dia berharap untuk memulai kembali pembicaraan perdamaian antara kedua negara tersebut yang macet selama lebih dari dua tahun.
"Kita perlu mencari cara ke depan dan saya percaya ada jalan," ujarnya seperti dikutip AFP.
Baik Israel atau Palestina secara teoritis telah berkomitmen untuk mencapai 'penyelesaian dua negara'. Yaitu hidup berdampingan dalam perbatasan yang disepakati.
Namun, Palestina mengatakan tidak akan kembali ke meja perundingan jika Israel masih melakukan pembangunan permukiman Yahudi di tanah mereka.
Sebaliknya, Israel mengatakan tidak akan maju ke perundingan jika Palestina mengajukan banyak syarat.