Selasa 05 Feb 2013 03:19 WIB

Siksa Binatang, Aksi Matador Diprotes Aktivis

Rep: Nur Aini/ Red: Dewi Mardiani
Matador
Foto: dw-world.de
Matador

REPUBLIKA.CO.ID, MEXICO CITY -- Ratusan aktivis penyayang binatang di Meksiko memprotes penyiksaan dalam aksi matador yang membunuh banteng. Hampir di semua pertunjukan matador, banteng tewas terbunuh.

Para pengunjuk rasa mewarnai tubuh mereka dengan warna merah yang menggambarkan darah banteng. Pedang matador selalu melukai binatang tersebut hingga berdarah-darah. Aktivis itu kemudian berbaring di pelataran mall di Mexico City, Senin (4/2).

Adu banteng hanya legal di delapan negara di dunia. Itu merupakan pertunjukan tua yang berasal dari budaya 287 tahun lalu. Pertunjukan budaya asli Spanyol tersebut dilakukan oleh seorang laki-laki yang memegang kain berwarna merah di lapangan yang dikelilingi penonton. Laki-laki itu kemudian menusuk pedang untuk membunuh banteng.

Meksiko memiliki stadium adu banteng terbesar di dunia. Karena itu, para aktivis mendesak pemerintah untuk melarang pertunjukan. Mereka mengatakan pertunjukan itu sudah tidak populer. "Sebagian warga yang tinggal di kota, lebih dari 70 persen, mendukung inisiatif ini karena aksi tersebut kejam terhadap binatang serta memberi pengaruh buruh untuk publik,' ungkap juru bicara kelompok, Animanaturalis dikutip PressTV, Senin.

Menurutnya, lebih dari 80 persen warga yang tinggal di kota mengasosiasikan adu banteng dengan ide negatif seperti kekerasan dan penyiksaan. Pemerintah Meksiko meloloskan undang-undang anti penyiksaan hewan pada Desember 2012. Namun, Animanaturalis menilai itu tidak cukup sebelum adu banteng ditiadakan.

Selama dekade terakhir, sejumlah negara seperti Prancis, Portugal, Venezuela, Kolombia, dan Ekuador telah melarang pertunjukan adu banteng. Mereka menyatakan diri sebagai anti terhadap adu banteng.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement