Senin 04 Feb 2013 17:55 WIB

Menlu AS Bicarakan Perdamaian dengan Palestina-Israel

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Dewi Mardiani
Menlu AS John Kerry
Foto: X02595
Menlu AS John Kerry

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Menteri luar negeri Amerika Serikat (AS), John Kerry, telah berbicara dengan presiden Palestina Mahmoud Abbas dan Israel untuk membicarakan perdamaian di Timur Tengah.

’’Kerry mengatakan kepada Mahmoud Abbas bahwa dia sangat tertarik dalam proses perdamaian dan menyadari kesulitan ekonomi rakyat Palestina,’’ ujar juru bicara Otoritas Palestina Nabel Abu Rdeneh seperti dikutip dari laman guardian.co.uk, Senin (4/2).

Abu Rdeneh menambahkan, Kerry akan mengunjungi Timur Tengah dalam waktu dekat membicarakan rencana dengan Abbas dalam upaya untuk mengamankan jalur politik. Kerry akan mengunjungi Israel dan negara-negara Timur Tengah dan melakukan pembicaraan dengan para pemimpin setempat. Tapi tidak ada kepastian waktu kunjungan.

Pejabat Departemen Luar Negeri AS mengatakan, Kerry juga berbicara dengan Presiden Israel Shimon Peres, Sabtu (2/2). Mereka membahas pembentukan pemerintah baru di parlemen Israel, Knesset. Dia mengatakan, mereka juga bertukar pandangan pada proses perdamaian.

 

Dikutip dari laman nhk.or.jp, Senin (4/2), Departemen Luar Negeri AS menuturkan, Kerry mengatakan kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bahwa AS terus menjamin keamanan Israel. Ia juga mengatakan pemerintahan AS akan terus mengejar perdamaian abadi antara Israel dan Palestina. 

Sebelumnya saat bulan lalu, Kerry mengatakan, dia percaya isu Palestina-Israel merupakan salah satu faktor di balik meningkatnya aktivitas militan Islam di Timur Tengah dan Afrika Utara. Kerry juga mengatakan, harapan dan doanya adalah bahwa mungkin ini bisa menjadi saat di mana AS dapat memperbaharui beberapa upaya untuk dalam sebuah diskusi (perdamaian Palestina-Israel).

Kerry menegaskan, AS harus mencoba untuk menemukan langkah ke depan, dan dirinya percaya bahwa ada jalan. ’’Saya juga percaya bahwa jika kita tidak dapat sukses, pintu kemungkinan solusi dua-negara bisa menutup untuk semua orang dan itu akan menjadi bencana,’’ ucap Kerry.

sumber : Reuters

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement