REPUBLIKA.CO.ID, SOLOMON -- Gempa berkekuatan 8,0 skala Richter memicu tsunami, yang menewaskan sedikit-dikitnya lima orang di daerah terpencil kepulauan Solomon, Rabu (6/2). Akibat gempa itu, warga di Pasifik Selatan mengungsi, terutama saat adanya peringatan tsunami diumumkan.
Gempa itu melanda 340 kilometer timur dari Solomon, kata Pusat Peringatan Tsunami Pasifik di Hawaii. Dampaknya meluas ke negara lain di Pasifik Selatan, termasuk Australia dan Selandia Baru. Badan tersebut kemudian membatalkan peringatan untuk daerah di luar dari itu.
Tsunami setinggi 0,9 meter menghantam dekat kota Lata di pulau terpencil Santa Cruz, menyapu beberapa desa dan bandar udara utama kota itu, sementara orang lari ke tempat aman di ketinggian.
Lebih dari 30 kali gempa susulan dengan kekuatan hingga 6,6 pada skala Richter mengguncang wilayah itu beberapa jam sesudah gempa tersebut, kata Survai Geologi Amerika Serikat.
Direktur rumah sakit Lata, Agustinus Pilve, kepada televisi Selandia Baru, menyatakan lima orang tewas, termasuk anak laki-laki berusia sekitar 10 tahun. Diperkirakan, jumlah korban mungkin lebih banyak, karena tsunami merambah ke tiga desa. "Mungkin desa lain di sepanjang pantai Santa Cruz terkena," katanya.
Petugas di Honiara, Solomon, mengatakan, sekitar enam orang tewas dan lima desa rusak akibat terjangan tsunami. Meski demikian, Komisaris Polisi Kepulauan Solomon, John Lansley, menyatakan terlalu dini untuk menghitung kerusakan atau jumlah korban. Dia berharap, ada pesawat yang dikirim ke daerah itu pada Kamis (7/2) untuk membantu mendata tingkat kerusakan.
Solomon terletak di Cincin Api Pasifik. Pada 2007, daerah itu dilanda tsunami besar setelah terjadi gempa 8.1 pada skala Richter. Sedikitnya 50 orang tewas, puluhan korban hilang, serta lebih dari 13 desa hancur.