Kamis 07 Feb 2013 01:40 WIB

Negara-Negara ASEAN Studi Banding di Bantaeng

Para pemimpin ASEAN dalam Pembukaan KTT ASEAN ke-21 ASEAN di Peace Palace, Phnom Penh, Kamboja, Ahad (18/11).
Foto: Antara/Widodo S Jusuf
Para pemimpin ASEAN dalam Pembukaan KTT ASEAN ke-21 ASEAN di Peace Palace, Phnom Penh, Kamboja, Ahad (18/11).

REPUBLIKA.CO.ID, BANTAENG, SULSEL -- Sejumlah negera ASEAN yang tergabung dalam Asean Sosial Foresty Network (ASFN) terdiri dari Malaysia, Singapura, Brunei, Vietnam, Laos, Kamboja dan Thailand melakukan studi banding pengelolaan kawasan hutan desa di Desa Labbo, Kabupaten Bantaeng.

Didampingi Asisiten II Bidang Ekonomi Pemkab Bantaeng, Muhammad Hero di Bantaeng, Rabu (7/2), tamu negara tersebut mengunjungi sejumlah hutan desa yang terdapat di Desa Labbo, Kecamatan Tompobulu.

Muhammad Hero mengatakan, Kabupaten Bantaeng memiliki tiga zona terhadap pengelolaan hutan desa yaitu di Desa Labbo, Kecamatan Tompobulu, Pattalassang dan Kelurahan Campaga.

Luas lahan hutan desa di Bantaeng seluruhnya 704 hektare. Pengelolaan hutan desa ini telah memiliki izin hak pengelolaan dari Kementrian Kehutanan (Kemenhut) yaitu hak pengelolaan hutan desa (HPAD) serta rencana kerja hutan desa (RKHD).

Menurut dia, ketiga zona pengelolaan hutan desa tersebut, Kementrian melalui Dinas Kehutanan dan Perkebunan Bantaeng memberikan ruang kepada masyarakat untuk menjaga kawasan hutan, termasuk menyangkut kelestariannya. "Pemerintah memberikan masyarakat ruang memanfaatkan hutan tanpa merusak lingkungan," katanya.

Azas manfaat dapat dilakukan yaitu dengan menanam tanaman jangka panjang seperti kopi, sirsak, budidaya madu dan rambutan. Pengelola dapat memetik hasil dari pemanfaatan itu.

Saat ini kabupaten yang berjuluk Butta Toa (Kota Tua) ini, memiliki 264 hektare hutan kemasyarakatan. Untuk pengelolaan hutan desa, akan dievaluasi selama 30 tahun ke depannya. Luas hutan lindung Bantaeng sekitar 6.222 hektare. Sekitar 4 ribu hektare dari enam desa sementara diurus proses mendapatkan HPAD-nya," ungkapnya.

Direktur Kehutanan Bina Lingkungan Kementrian Kehutanan RI, yang diwakili salah seoarng staf kementerian kehutanan, Ir Sugeng menjelaskan, kunjungan ini diselenggarakan oleh ASFN, dan Direktorat Bina Lingkungan Kementrian Kehutanan RI.

Studi banding terutama di bidang sosial budaya. Dalam rangka "sharing", mereka berbagi pengalaman dan pengetahuan masing-masing dimiliki petani.

"Nama Bantaeng sudah go internasional. Belajar bagi hutan sosial. Harapanya berbagi pengetahuan bidang sosial. Delegasi negara Asean seperti Tiga orang dari Filipina, Kamboja empat orang, Malaysia dan Indonesia sebanyak enam orang," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement