Kamis 07 Feb 2013 05:17 WIB

Begini Dampak Sanksi Baru AS pada Iran

Harga minyak merosot (ilustrasi)
Foto: IRAQENERGY.ORG
Harga minyak merosot (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK---Berita perluasaan sanksi baru Amerika Serikat terhadap Iran menahan penurunan harga minyak pada Rabu (Kamis pagi WIB), sehingga komoditas tersebut hampir datar.

Harga per barel minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret, berakhir dua sen lebih rendah pada 96,62 dolar AS di New York Mercantile Exchange (NYMEX).

Di London, harga satu barel minyak mentah Brent North Sea ditutup pada 116,73 dolar AS, naik 21 sen dari penutupan Selasa.

Harga minyak AS turun sekitar 1,60 dolar AS per barel pada awal sesi, namun sebagian besar mengembalikan kerugian tersebut setelah Departemen Keuangan AS mengumumkan sanksi baru yang menargetkan pendapatan minyak Iran.

Berdasarkan rencana yang diluncurkan Rabu, Iran membantah akses langsung ke uang dari penjualan minyaknya ke negara lain.

"Penggerak utama pagi ini adalah sanksi baru AS yang menghambat

perdagangan minyak Iran," ujar Rich Ilczyszyn dari iiTrader.com. "Pasar menjual cukup baik pagi ini dan, pada cerita itu, semua datang jalan kembali."

Tindakan itu menyusul laporan persediaan minyak mingguan AS yang cukup menetralkan pasar.

Badan Informasi Energi pemerintah AS, Rabu, mengumumkan bahwa stok minyak Amerika naik sebesar 2,6 juta barel dalam pekan yang berakhir 1 Februari.

Sementara para analis memproyeksikan kenaikan 2,9 juta barel, menunjukkan permintaan energi lebih kuat dari perkiraan di ekonomi terbesar dunia itu.

Laporan tersebut juga menunjukkan bahwa stok minyak mentah di Cushing, Oklahoma, yang banyak dipantau, jatuh 300.000 dibandingkan dengan minggu lalu. Pasar minyak selama berbulan-bulan telah terpaku pada penumpukan pasokan berlebih di Cushing.

Minyak mentah berjangka telah jatuh pada awal perdagangan karena para pedagang mengambil keuntungan dan pasar tertekan oleh penguatan greenback, membuat minyak mentah yang dihargakan dalam dolar lebih mahal untuk pembeli yang menggunakan mata uang lemah.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement