REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- The Federal Aviation Administration (FAA) menyetujui permintaan Boeing untuk melakukan uji penerbangan pesawat Dreamliner 787, Kamis (7/2) waktu setempat.
Uji coba itu juga bagian dari penyelidikan kebakaran baterai FAA itu. "Sebagai bagian dari upaya kami untuk menentukan akar penyebab insiden lithium-ion baterai Boeing 787 baru-baru ini, FAA akan mengizinkan Boeing untuk melakukan tes penerbangan pesawat 787 untuk mengumpulkan data tambahan," kata FAA dalam sebuah pernyataan, seperti dinukil dari AFP.
Menurut FAA, uji penerbangan ini akan menjadi bagian penting dari upaya mereka guna memastikan keselamatan penumpang, dan kembali pesawat tersebut memberikan layanan.
Boeing meminta izin FAA Senin (4/2) lalu untuk melakukan uji penerbangan setelah secara global melakukan 'grounding' 50 pesawat 787 dalam pelayanan pada pertengahan Januari lalu, pascainsiden dua baterai terbakar.
Uji penerbangan, mengambil tempat di atas wilayah tak berpenghuni. Hal itu dimaksudkan untuk mengumpulkan data tentang sistem baterai dan listrik sementara pesawat di udara.
Boeing mengatakan, dalam sebuah pernyataan terpisah, pihaknya akan segera melanjutkan aktivitas uji penerbangan 787.
"Sementara pekerjaan kami untuk menentukan penyebab insiden baterai baru-baru ini terus berkoordinasi dengan pihak berwenang yang tepat dan lembaga investigasi, kami yakin bahwa pesawat 787 adalah aman untuk melakukan uji penerbangan ini," kata Boeing dalam satu pernyataan.